Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemkab Temanggung Harap Pengusaha Rokok Beli Tembakau Petani Lokal

        Warta Ekonomi, Temanggung -

        Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, siap mengawal panen tembakau 2016 agar nantinya pabrik rokok membeli semua tembakau petani Temanggung.

        Bupati Temanggung Bambang Sukarno di Temanggung, Minggu, mengatakan belum mengunjungi sejumlah perwakilan pabrik rokok di Temanggung yang biasa membeli tembakau hasil panen petani di lereng Gunung Sindoro, Sumbing, dan Prau.

        "Saya memang belum berkunjung ke perwakilan pabrik," katanya.

        Ia menuturkan pihaknya akan mencari waktu yang tepat untuk berkunjung dan menemui langsung pimpinan dari sejumlah perwakilan pabrik rokok di Temanggung. Dalam pertemuan tersebut nantinya akan dibahas tentang harga dan pembelian tembakau.

        Menyinggung kuota pembelian tembakau oleh pabrikan pada panen tahun ini, dia mengatakan sejak awal tahun lalu dua pabrik rokok yakni PT Djarum Kudus dan PT Gudang Garam Kediri sudah menentukan kuota pembelian.

        "Kuotanya sudah ditentukan, pada panen raya tahun ini kedua pabrik tersebut pasti membeli tembakau Temanggung, setiap tahun ke dua pabrik ini selalu membeli tembakau," katanya.

        Sebelumnya, Kepala Bidang Perkebunan, Distanbunhut Kabupaten Temanggung, Untung Prabowo, mengatakan PT Gudang Garam akan melakukan pembelian sebanyak 8.500 ton tembakau rajangan kering dan PT Djarum akan membeli 4.500 ton.

        Ia menuturkan dengan jumlah rencana pembelian tersebut, produksi tembakau Temanggung bisa terserap pabrik, dengan estimasi per hektare bisa menghasilkan delapan kuintal tembakau rajangan kering.

        "Total luas tanaman tembakau sekitar 16.222 hektare produksi tembakau rajangan kering hanya sekitar 12.976 ton. Padahal total pembelian kedua pabrik sekitar 13.000 ton," katanya.

        Ia mengatakan soal harga tembakau, pihak pabrik sudah memiliki standar harga tersendiri, pihaknya hanya bisa mendorong pabrik membeli tembakau dengan harga di atas biaya produksi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: