Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Marketing Yourself

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Karena telat tiba ke Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, saya tidak sempat mengambil foto upacara bendera 17-an sepeda-sepeda dengan pakaian pejuang. Lokasi sudah sepi saat saya tiba.

        Guess what, saya malah ketemu the legend himself @sambara35. Beliau adalah icon street photography yang terkenal dengan pendekatan extreme close-up lensa wide angle. Datang lebih pagi, beliau bahkan sudah medapatkan banyak foto keren. Jika mau belajar tentang teknik text book street marketing seperti decisive moment, juxtaposition, leading lines, framing, complex layering, dan sebagainya, boleh cek akun Instagram-nya.

        Nongkrong bareng di Kopitiam lobi FX, beliau terkesima menyaksikan perlengkapan Sony full frame saya yang dibandingkan Olympus Pen miliknya relatif jauh lebih besar. Well, tentu saja mirrorless Sony A7 sudah lebih mungil dibandingkan full frame SLR, tapi Olympus set beliau memang lebih kecil lagi.

        Kamera kecil memang esensial dalam street photography, pun sebagai market researcher saya sangat menyadari pentingnya kemampuan membaur dengan masyarakat yang kita amati.

        "Intinya adalah pendekatan personal," ujar Sambara sambil tersenyum lebar.

        Hal yang selalu memukau adalah bagaimana Sambara dapat survive bergaul di tempat-tempat berbahaya. Dari ngopi-ngopi itu, saya mendapatkan tiga tips dari beliau, yaitu

        1. Banyak Tersenyum, Stay Positive

        Tukarkan antusiasme dan hilangkan kecurigaan orang lain bahwa kamu punya niat yang kurang baik.

        2. Cari Persamaan

        Semua orang cenderung lebih terbuka dengan mereka yang terasa akrab. Persamaan itu bisa berupa daerah asal, tinggi badan, atau bahkan kesukaan terhadap Manchester United (ehem).

        3. Lontarkan Pujian

        "Tatonya bagus," Demikian Sambara mengisahkan perjumpaannya dengan preman bertato yang pada akhirnya menjadi fans beliau. Pujian bisa berupa pakaian, rambut, sampai anak. Semua orang suka dipuji, asalkan tulus. Itu menunjukkan kamu adalah orang yang suka memberi, bersahabat, dan menaruh perhatian pada pihak lain.

        So, street photography is actually a place to practice marketing yourself. That's the beauty of it: marketing bukan cuma tentang berjualan, tetapi juga bagaimana kamu bisa memberi balik kepada mayarakat, meskipun cuma sekedar potret dan pujian karena kesan adalah abadi.

        Penulis: Alex Mulya, CEO Axia World Indonesia, Marketing Research & Consultancy

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: