Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) menilai keamanan siber penting untuk dunia usaha mengingat kian maraknya peretasan dan penyadapan belakangan ini.
"Ketergantungan pada teknologi melahirkan ancaman baru kejahatan. Bahkan, film Hollywood pun tidak mau ketinggalan memasukkan unsur spionase modern tersebut dalam film-film terbaiknya," kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber (CISSReC) Pratama Persadha di Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Ia mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia menghadapi tantangan yang tidak mudah.
Dengan pertumbuhan pemakai internet yang pesat, kata Pratama, ketergantungan pada teknologi juga makin besar dan tidak bisa dihindari.
Oleh karena itu, dibutuhkan edukasi dan prasarana yang bisa mendukung keamanan informasi seluruh lapisan masyarakat.
Dunia usaha tanah air menghadapi ancaman keamanan siber bila tidak segera berbenah. Hal itu, menurut dia, membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah.
"Pada era serbadigital, tidak bisa dipungkiri, seluruh elemen mulai dari masyarakat bawah, pelaku usaha, sampai pada pemerintah masih belum sepenuhnya sadar akan pentingnya keamanan siber. Hal ini jelas berbahaya," katanya.
Menilik peristiwa pembobolan data nasabah JP Morgan dan beberapa bank besar di luar negeri, menurut dia, seharusnya sudah cukup alasan bagi pemrintah untuk memberikan prioritas lebih pada keamanan siberr.
"Belum lagi, banyaknya pembobolan dana nasabah di bank-bank nasional yang jumlah bisa puluhan miliar setiap bulannya," kata Pratama.
Keamanan Siber Ia memandang perlu menempatkan aspek kesadaran keamanan siber dalam setiap kebijakannya. Hal ini penting karena semua bidang kini menuju arah digitalisasi.
"Bila tidak siap, Indonesia hanya akan menjadi penonton dan konsumen bagi negara lain," kata Pratama yang pernah sebagai Plt. Direktur Pamsinyal Lembaga Sandi Negara.
Ia menekankan, "Dengan kesadaran keamanan siber, SDM kita akan tahu apa saja yang mau dibangun, kurukulum apa yang cocok untuk era digital. Yang paling penting, masyarakat mulai menyadari mana saja yang bahaya dan aman bagi mereka." Pratama berharap agar Indonesia menjadi pemain penting pada era digital. Hal ini mengingat potensi Indonesia untuk "leading" di kawasan Asia, misalnya, terbuka lebar.
"Kita punya banyak SDM tangguh di bidang siber. Namun, sayangnya negara asing yang lebih banyak menikmati. Hal ini karena iklim riset dan penghargaan kepada para penemu belum besar," katanya.
Oleh karena itu, dia berharap pemerintah bisa membenahi hal tersebut sehingga ide-ide besar anak bangsa bisa dieksekusi di dalam negeri.
Pratama juga mengharapkan pemerintah bisa segera mewujudkan Badan Cyber Nasional. BCN ini penting untuk menjaga kedaulatan wilayah siber.
"Estonia 2007 lumpuh karena diserang 'hacker' (peretas) Rusia. Hal ini menjadi bukti bahwa 'cyberwar' antarnegara ini ada. Oleh karena itu, BCN sangat krusial perannya," katanya.
Pratama menegaskan pentingnya keamanan siber untuk dunia usaha. "Jangan sampai rentannya keamanan siber di Indonesia membuat investor enggan berbisnis di Tanah Air. Sektor perbankan sangat rentan akan keamanan siber yang kurang diperhatikan," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: