CEO Forbes Media dari Amerika Serikat, Steve Forbes, berpendapat bahwa rencana untuk bergabung dalam Kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnership/TPP) dapat mendorong Indonesia mulai melakukan reformasi internal yang dapat meningkatkan daya saing.
"Harus ada perubahan jika anda secara sukarela memutuskan untuk bergabung dalam TPP," ujar Steve Forbes dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Menurut Forbes, Indonesia tampaknya perlu menanggapi kemitraan internasional, seperti TPP, untuk memulai reformasi domestik yang dapat memperkuat daya saing nasional.
"Hal ini tergantung pada masing-masing negara untuk membuat perubahan struktural yang diperlukan dalam menyikapi TPP, dan Indonesia bisa menjadi contoh," ujar dia.
"Ini tentang bagaimana anda bisa mendorong diri anda melakukan perubahan struktur (ekonomi) yang diperlukan dan mulai mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat dari perubahan tersebut," lanjut Forbes.
Dia menyebutkan beberapa perubahan struktur -terkait kebijakan ekonomi- yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia untuk menyikapi kemitraan internasional.
Perubahan struktur di bidang ekonomi yang diperlukan itu, menurut dia, antara lain pemotongan pajak perusahaan (corporate tax) maupun personal (sperti pajak penghasilan), menghilangkan peraturan dan birokrasi yang menghambat aliran investasi, dan mulai fokus mengurangi hambatan perdagangan.
"Anda harus mengurangi hamabatan (barriers) guna membuat kesan yang baik untuk menarik investor dan mendapat kepercayaan," kata Forbes.
"Hal ini tentu memerlukan waktu dan konsistensi, namundalam lima tahun ke depan anda akan mendapat aliran modal asing masuk dan modal internal pun meningkat," lanjut dia.
Pada 5 Oktober 2015 para perwakilan dari 12 negara anggota TPP - Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat, dan Vietnam - mengumumkan kesimpulan dari negosiasi mereka.
Banyak negara telah menunjukkan minat untuk bergabung dalam TPP, termasuk Indonesia.
Selama kunjungannya ke Amerika Serikat pada bulan Oktober 2015, Presiden Jokowi mengatakan kepada Presiden AS Barack Obama bahwa Indonesia bermaksud untuk bergabung dalam TPP. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: