Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan nasional pada tahun 2017 akan mencapai 11 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit tahun 2016 yang diproyeksikan berkisar 7-9 persen.
"Secara keseluruhan pertumbuhan kredit perbankan tahun depan (2017) diperkirakan mencapai dua digit, lebih baik dibanding tahun 2016," kata Agus, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Menurut Agus, membaiknya pertumbuhan kredit pada tahun 2017 sejalan dengan perkiraan meningkatnya permintaan kredit, lebih tinggi dari tahun 2016 yang dipengaruhi kondisi ekonomi global yang masih melambat sehingg memicu penurunan ekspor, terutama pada komoditas yang harganya sedang melemah.
Meski begitu tambahnya, realisasi realisasi pertumbuhan kredit di 2017 akan bergantung pada pertumbuhan ekonomi.
"13 paket kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah diharapkan sudah berdampak pada pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Investasi diperkirakan akan tumbuh dan dampak dari amnesti pajak yang ditawatkan di semester II dan kuartal I 2017 akan membuat dan masuk ke Indonesia dalam jumlah cukup besar.
"Likuiditas di 2017 secara umum akan cukup terjaga. Sehingga kita melihat pada tahun depan itu sebagai kondisi likuiditas dan kredit," tuturnya.
Namun, di sisi lain tambah Agus, pertumbuhan kredit 2017 bisa mencapai 12 persen jika di antara Pemerintah dan DPR sepakat pertumbuhan ekonomi di kisara 5,2 persen.
"Tapi kalau seandainya ekonomi di kisaran 5,1 persen, pertumbuhan kredit sedikit lebih rendah," ucapnya.
Sedangkan tahun 2017, tambah Agus, harapkan sudah ada suatu perbaikan dari sektor swasta yang mulai aktif berinvestasi, sementara pemerintah terus gencar membangun infrastruktur di tengah konsolidasi fiskal. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil