Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan RI menjelaskan, bahwa keberadaan daging kerbau di pasar tidak akan bersaing dengan daging sapi lokal. Tingginya permintaan daging kerbau impor di pasaran menunjukan daging kerbau diminati oleh masyakat Indonesia, selain dagingnya bagus, harganya juga sangat terjangkau, yakni Rp65.000/kg.
Daging kerbau tidak akan bersaing dengan Sapi lokal, Ia mengatakan peternak sapi lokal akan dibantu dengan program sapi indukan impor yang bila beranak, penggemukan anakanya akan dilakukan oleh rakyat. ?Jadi dengan demikian masyarakat akan terbantu untuk mendapatkan itu. Selain itu, melalui perbankan kita akan menghidupkan kembali kredit ternak, apapun namanya akan kita hidupkan kembali guna membantu pembiayaanya,? ujar Enggar saat menyaksikan pemotongan hewan kurban di Kantor Kementerian Perdagangan, Selasa (13/09
Program yang dimaksud Enggar adalah Impor sapi akan dilakukan dengan skim 1:5, satu ekor indukan dan 5 ekor sapi bakalan. Sapi indukan akan menghasilkan anak dan anakanya akan digemukan oleh petani. ?Bagi pengusaha ini akan membanatu cashflownya, karena dengan demikaian akan terjadi perputaran. Cuma kita akan pantau harganya supaya peternak itu untung, pengusaha juga harus untung tapi tidak berlebihan. Kalau ini bisa berjalan dengan baik inilah konsep berbagi. Saya tidak mau ada harga ditentukan seenaknya diatas itu, mereka mau naikin lagi? saya glontorkan lagi.
Bagi importir sapi, Enggar menegaskan hanya akan menunjukimportir yang dipercaya dan peduli dengan rakyat. ?Yang ga mau perdulil dengan rakyat saya ga akan kasih izin impor, ga ada, hanya mereka yang mau berbagi, ini sebetulnya esensi dari Idul Adha. Mereka pengusaha besar yang mau perduli juga dengan peternak dan mau membantu dan berbagi kita akan kasih izin, mereka yang mementingkan dirinya sendiri dan mengambil keuntungan maksimal stop!. Itu sudah saya sampaikan, you mau syukur alhamdulillah ga mau ya sudah.? teganya.
Menurut Enggar ia menyadari program ini tidaklah selasai dalam waktu singkat, namun ia berharap akan berjalan dan berkelanjutan karena akan juga melibatkan Kementerian Pertanian dan Kementerian Koprasi dan UKM
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi