Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menanggapi survei aplikasi panduan berlalu lintas Waze sebagai momentum untuk melakukan percepatan reformasi transportasi.
"Kita akui, Bogor tambah macet iya, tetapi banyak timbul pertanyaan tentang survei ini, kapan dilakukan, dimana, dan apa indikatornya," kata Bima di Bogor, Selasa (20/9/2016).
Bima mengatakan, hasil survei Waze menjadi cambuk bagi pemerintahannya untuk bekerja lebih keras, menata transportasi di kota tersebut, dan melakukan percepatan reformasi transportasi.
"Konsep penataan sudah ada, tahapan juga sudah disiapkan, fokus eksekusi dan akselerasi. Bogor macet, iya. Tidak bisa dipungkiri, tetapi nomor dua di dunia ini jadi tanda tanya," katanya.
Ia mengatakan, pertumbuhan kendaraan di Kota Bogor rata-rata 13 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan jalan kurang dari satu persen per tahun. Setiap tahun ada 800 motor baru dan 200 mobil baru.
"Setiap minggu Bogor dikunjungi 300 ribu orang, Kebun Raya Bogor tempat favorit yang setiap hari dikunjungi 1.000 orang, dan akhir pekan bisa mencapai 3.000 orang. Tidak ada tempat parkir di kebun raya," katanya.
Saat ini, lanjutnya, walau dijuliki kota sejuta angkot, tercatat jumlah angkot di Kota Bogor sebanyak 3.412 unit. Angkot tersebut terkonsentrasi di pusat kota, sehingga kepadatan menjadi terpusat.
Menurut Bima, saat ini Pemerintah Kota Bogor sudah memulai tahapan melakukan konversi angkot menjadi bus, dengan skema tiga angkot menjadi satu. Tahapan ini menunggu angkot berbadan hukum, sehingga setelah memiliki badan hukum, pemilik angkot dapat mengelola sendiri bus-bus yang dimilikinya sebagai transportasi di pusat kota.
"Angkot kita rancang sebagai 'feeder' di pinggir kota yang selama ini belum terlayani angkutan umum. Bus kita rancang sebagai transportasi utama di jalan-jalan protokol," katanya.
Terlepas dari itu, lanjut Bima, upaya yang sedang dilakukan Pemkot Bogor dalam reformasi transportasi adalah menegakkan kedisiplinan, seperti persoalan angkot yang berhenti sembarangan, mengambil dan menurunkan penumpang sembarangan, parkir sembarangan.
"Untuk menegakkan kedisplinan itu, kita mulai dari jajaran DLLAJ, akan ada perombakan total di DLLAJ, hari ini dilantik sejumlah pejabat baru yang mau turun ke lapangan dan bertindak tegas," kata Bima.
Kota Bogor dinobatkan sebagai kota dengan indikator pengalaman terburuk berkendaraan nomor dua setelah Kota Cebu, Filipina oleh aplikasi pandungan perjalanan Waze dengan indeks 2,1 dari 185 kota di dunia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil