Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengganti Galaxy Note 7 Terbakar di Pesawat Southwest Airlines

        Pengganti Galaxy Note 7 Terbakar di Pesawat Southwest Airlines Kredit Foto: Cahyo Prayogo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Penerbangan dalam negeri Amerika Serikat dari Louisville menuju Baltimore harus segera dievakuasi akibat terbakarnya Galaxy Note 7 milik seorang penumpang.

        Akhir bulan lalu, Samsung telah berhasil melakukan proses penggantian lebih dari satu juta unit Galaxy Note 7 yang bermasalah. Raksasa teknologi Korea Selatan tersebut kemudian menjamin bahwa perangkat Note 7 pengganti memiliki garansi keamanan yang lebih baik.

        Samsung bahkan sempat melakukan penundaan jadwal penjualan kembali Note 7 dari yang seharusnya 28 September menjadi 1 Oktober dengan alasan agar Note 7 pengganti sudah benar-benar sempurna sebelum dijual. Namun, tampaknya insiden ponsel meledak masih berlanjut.

        Samsung telah dipaksa untuk mengeluarkan perangkat pengganti Note 7 menyusul sejumlah laporan terjadinya ledakan baterai dan piranti yang rawan terbakar. Seorang pria di Kentucky mengatakan ia mengira akan mati ketika terbangun di kamar tidur penuh dengan asap, menurut laporan media setempat.

        "Ponsel ini seharusnya menjadi pengganti, sehingga Anda akan berpikir bahwa perangkat tersebut akan aman," kata Michael Klering dari Nicholasville, Kentucky, kepada penyiar lokal WKYT, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Selasa?(11/10/2016).

        Ia menambahkan bahwa ponselnya tidak sedang dalam pengisian baterai ketika terbakar di rumahnya pada Selasa lalu (5/10/2016).

        Muncul laporan lain yang menyatakan bahwa perangkat pengganti Note 7 terbakar di pesawat Southwest Airlines pada Rabu (6/10/2016). Seluruh penumpang dan kru pesawat keluar dari pesawat melalui pintu kabin utama dan tidak ada yang terluka atas insiden tersebut.

        Si pemilik Note 7, Brian Green, langsung melemparkan perangkat tersebut ke lantai pesawat. Ia sendiri bingung mengapa perangkatnya mengeluarkan api secara tiba-tiba. Green mengaku sudah mematikan ponsel tersebut seperti yang diinstruksikan oleh kru pesawat dan menaruh di saku bajunya.

        Ia menyatakan bahwa Galaxy Note 7 yang dimilikinya sekarang adalah unit yang baru, hasil penggantian unit yang didapatkan dari AT&T pada tanggal 21 September. Ketika seseorang kembali masuk ke pesawat untuk mengambil barang-barangnya, ia memperhatikan bahwa ponsel tersebut membuat lubang di karpet dan tembus hingga badan pesawat.

        Ketika insiden itu terjadi, Brian mengatakan baterai Note 7 miliknya masih memiliki tenaga sebesar 80 persen dan ia hanya menggunakan cas nirkabel sejak menerima unit tersebut. Dalam sebuah pernyataan resmi, juru bicara Samsung mengatakan belum bisa mengonfirmasi apapun hingga mereka mendapatkan ponsel yang bermasalah tersebut.

        "Kami bekerja sama dengan otoritas dan Southwest untuk mendapatkan ponsel itu dan memastikan penyebabnya. Segera setelah kami meneliti, baru kami memiliki informasi untuk diungkapkan," tambahnya.

        Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika Serikat (CPSC), menyatakan segera menindaklanjuti kasus ini. Ketua CPSC Elliott F. Kaye menyatakan pihaknya telah menghubungi Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dan Samsung untuk mengumpulkan fakta, juga akan menghubungi Brian Green.

        Pada September lalu, Samsung melakukan penarikan massal perangkat ponsel pintar Note 7 dan telah berjanji untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah tersebut, serta meyakinkan pelanggan bahwa perangkat tetap aman. Namun, berita terbaru mengenai pengganti Note 7 yang masih bermasalah menimbulkan pertanyaan serius atas kewajiban perusahaan untuk melindungi masyarakat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: