Realisasi kredit yang disalurkan bank perkreditan rakyat atau BPR di Bali kepada pengusaha, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) setempat hingga triwulan II-2016 terdata sebesar Rp8,5 triliun.
"Pemberian kredit tersebut lebih besar dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang hanya Rp7,5 triliun dalam periode yang sama," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana dalam kajian Ekonomi dan Keuangan Regional daerah ini di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, sejalan dengan kondisi kredit perbankan secara umum, laju pertumbuhan kredit UMKM tercatat mengalami peningkatan, dari 12,27% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 15,49% pada periode triwulan II-2016.
Peningkatan laju penyaluran kredit UMKM dipengaruhi oleh meningkatnya penyaluran kredit kategori perdagangan dengan pangsa kredit terbesar (60,75%) yang semula tercatat mampu tumbuh dari sebesar 17,37% pada triwulan I-2016 menjadi 21,17%.
Di samping itu, kategori penyediaan akomodasi makan dan minum juga tercatat mengalami peningkatan dari 20,7% menjadi 24,55% sehingga turut memberikan dampak positif terhadap kinerja kredit UMKM pada periode triwulan II-2016, ujar Causa Iman Karana.
Perkembangan positif realisasi kredit tersebut diiringi dengan kualitas kredit yang mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari rasio NPL (kredit bermasalah) dari pinjaman UMKM yang turun semula 2,01 persen menjadi 1,92 persen.
Penurunan tersebut seiring dengan perkembangan positif kegiatan usaha UMKM pada triwulan II-2016. Perbaikan kualitas kredit dialami oleh sebagian besar kategori utama di Provinsi Bali.
Causa Iman Karana menjelaskan, dari data yang ada, pangsa kredit UMKM di periode triwulan triwulan II-2016 tercatat mengalami peningkatan yakni sebesar 35,03 persen dari total kredit, dibandingkan pangsa triwulan sebelumnya yang sebesar 33,68 persen.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan turut memiliki perhatian dan kontribusi positif dalam rangka pengembangan UMKM di Bali. Disamping itu, berdasarkan sektor ekonomi, pangsa kredit UMKM terbesar masih berada pada kredit sektor perdagangan yakni sebesar 60,75 persen.
Sementara itu, berdasarkan nominal kreditnya, maka pangsa realisasi kredit UMKM terbesar berada pada rentang nominal Rp100-Rp500 juta, yakni sebesar 22,6 persen dari total kredit UMKM yang ada di Bali. Ant.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah
Tag Terkait: