Lembaga Pengelola Dana Bergulir Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) berencana untuk menurunkan suku bunga dana bergulir ke kisaran?6-6,5 persen pada tahun 2017 mendatang.
Direktur Utama LPDB KUMKM?Kemas Danial mengatakan pihaknya tengah menghitung angka pasti penurunan suku bungan dana bergulir tersebut. Ia memastikan angka suku bunga dana bergulir akan berada di bawah suku bunga kredit usaha rakyat (KUR).
"(Suku bunga dana bergulir) itu yang sedang kami hitung. Tentunya berkisar di angka 6-6,5 persen. Kalau lima persen akan sedikit berat," katanya di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Kemas Danial menyampaikan lembaga ini telah mampu menggulirkan dana lebih dari Rp7,5 triliun. Padahal, menurutnya, total dana modal yang didapat dari APBN selama delapan tahun hanya sekitar Rp4,3 triliun. Bahkan, LPDB mampu meraih pendapatan hingga lebih dari Rp1,3 triliun.
"Tahun depan kita dapat tambahan anggaran sebesar Rp500 miliar dari APBN. Kemudian anggaran dana bergulir juga sudah kita siapkan sebesar Rp1 triliun. Jadi, akan ada dana Rp1,5 triliun tahun depan. Dengan bertambahnya dana bergulir ini tentunya bertambah pula debitur kita," jelasnya.
Ia merinci bahwa LPDB telah menggulirkan dana ke total sebanyak?903.230 KUMKM. Adapun, jumlah tenaga kerja yang terserap berkat kredit LPDB mencapai 1,6 juta orang. Ia menegaskan hal tersebut belum menghitung dampak positif berganda yang?dihasilkan oleh dana tersebut.
"Dengan tambahan anggaran, kita bisa lebih banyak mengarah ke berbagai sektor. Ini otomatis.?Saya juga ingin menyampaikan program mikro diminta oleh Komisi VI untuk membantu para pelaku usaha baru (startup) minimal Rp25 juta sampai Rp100 juta," tegasnya.
Disampaikan, bahwa saat ini penyaluran dana bergulir paling banyak di wilayah Pulau Jawa. Ia mengatakan bahwa pada tahun depan akan ditargetkan pemerataan ke wilayah di luar Pulau Jawa.
"Kami bakal menargetkan pemerataan. Ke wilayah kepulauan porsinya akan lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kepulauan itu seperti Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung. Yang pasti di luar Jawa dan Bali. Ditargetkan, kenaikan 20 persen di wilayah kepulauan," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo