Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nigeria Akan Investasikan US$10 Miliar untuk Akhiri Konflik Delta Niger

        Nigeria Akan Investasikan US$10 Miliar untuk Akhiri Konflik Delta Niger Kredit Foto: Theguardian.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah Nigeria akan menginvestasikan US$10 miliar di Niger Delta, Nigeria Selatan, untuk mengakhiri pemberontakan oleh kelompok militan.

        Mengutip BBC di Jakarta, Minggu (30/10/2016), Menteri Perminyakan Nigeria Emmanuel Ibe Kachikwu mengatakan uang tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur, termasuk jalan dan kereta api.

        Niger Delta Avengers telah mengaku bertangungjawab atas serangkaian serangan di Nigeria Selatan terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki Chevron, Shell, dan ENI. Para analis mengatakan kerusakan tersebut memangkas produksi minyak Nigeria hingga sedikitnya 25 persen atau lebih dari setengah juta barel per hari.

        Serangan oleh kelompok yang mengatasnamakan lingkungan tersebut telah mendorong produksi minyak Nigeria ke level terendah dalam beberapa dekade sehingga memicu resesi di negara Afrika Barat. Para militan menuntut pemerintah menggunakan kekayaan minyaknya untuk menanggulangi kemiskinan yang meluas di wilayah Delta Niger.

        Mereka juga menuduh perusahaan-perusahaan multinasional tersebut telah mencemari lingkungan sehingga menghancurkan mata pencaharian petani dan nelayan.

        Kachikwu mengatakan bahwa Presiden Muhammadu Buhari akan menemui para militan dan tokoh masyarakat pekan depan. Pertemuan itu sekaligus untuk menciptakan perdamaian di Delta Niger. Dana US$10 miliar yang akan diinvestasikan tidak hanya berasal dari pemerintah federal, namun juga dari perusahaan minyak, investor, serta individu, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

        Sebuah kelompok militan baru, Delta Niger Avengers, muncul setelah Presiden Buhari, asal utara, menjabat tahun lalu setelah memenangkan pemilu.

        Pemerintah Nigeria pada tahun 2009 telah membuat kesepakatan dengan kelompok militan lainnya dengan dimulainya program amnesti yang memberi imbalan jutaan dolar kepada para pemimpin kelompok tersebut dengan harapan mereka menghentikan serangan terhadap infrastruktur perusahaan minyak.

        Buhari telah memperpanjang kesepakatan itu namun disertai pemotongan anggaran sehingga berpotensi memicu kemarahan dari kelompok yang sebelumnya sepakat untuk tidak melakukan penyerangan terhadap fasilitas minyak. Pemerintah Nigeria sangat bergantung pada minyak yang menyumbang 70 persen pendapatan Nigeria.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: