Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Filipina Kesal Kapal China Masih Berlayar di Perairan Sengketa

        Filipina Kesal Kapal China Masih Berlayar di Perairan Sengketa Kredit Foto: Dedy Suwadha
        Warta Ekonomi, Manila -

        China telah menurunkan aktivitasnya di perairan dangkal sengketa, Laut China Selatan dan tak lagi menutup akses masuk nelayan Filipina, kata penasihat keamanan Presiden Filipina, Minggu (30/10/2016).

        Sebelumnya pemerintah mengatakan China telah mencabut seluruh aktivitasnya di perairan tersebut.

        Hermogenes Esperon mengatakan kapal China masih berlayar di wilayah itu tetapi tidak menghalangi perahu nelayan Filipina di Scarborough, perairan dangkal yang menjadi sengketa pengadilan arbitrase internasional.

        Hal tersebut mulai terjadi sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengunjungi Beijing dua minggu lalu.

        Meski situasinya masih belum jelas, posisi China dianggap kian melunak di perairan yang tak hanya kaya sumber ikan, tetapi juga menjadi penyeimbang kekuatan di Laut China Selatan.

        China sempat mengusir nelayan Filipina sejak mengambil alih kuasa di Scarborough sejak 2012.

        Meski demikian, perahu nelayan dikabarkan kembali dengan menampung beberapa ton ikan, lapor saluran televisi pemerintah GMA seraya menampilkan foto awak kapal yang tengah tersenyum karena hasil tangkapan melimpah.

        Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyatakan, Jumat, kapal China tak lagi berlayar di sana, dan nelayan dapat kembali melaut. Juru bicara Duterte juga mengatakan hal sama.

        Namun, Esperon mengatakan pantauan militer menunjukkan, aktivitas China kian menurun, walaupun belum berhenti sepenuhnya.

        "Dari 17 sampai 27 Oktober masih ada dua kapal China yang terlihat," kata Esperon via pesan singkat.

        "Meski belum ada aturan tertulis, nelayan Filipina yang melaut ke sana mengaku tak lagi diusir".

        Ia sempat mengatakan beberapa waktu lalu, lima kapal angkatan laut China dan empat kapal penjaga pantai berlayar di perairan tersebut.

        Blokade tersebut akhirnya memicu pemerintah Filipina sebelumnya menggugat China ke Pengadilan Arbitrase Permenen (PCA) di Den Haag, Belanda.

        Gugatan itu membuat China geram.

        Keputusan pengadilan Juli lalu yang ditolak China menyatakan, perairan tersebut merupakan kawasan bersama untuk China, Filipina, dan Vietnam.

        Pengadilan juga membatalkan klaim China terhadap sebagian besar wilayah Laut China Selatan.

        Hubungan dingin Filipina dan China menjadi cair sejak Duterte menjabat empat bulan lalu. Duterte banyak menyampaikan pujian terhadap China dan mengecam Amerika Serikat. Kebijakan luar negerinya itu cukup berbeda dibanding pendahulunya.

        Kementerian Luar Negeri China belum memberi keterangan saat ditanya mengenai isu di perairan tersebut.

        Nelayan yang kembali mengatakan, dua atau kapal penjaga pantai China masih berpatroli di perairan tersebut, tetapi tidak membahayakan aktivitas mereka.

        Esperon mengatakan, kapal survei milik China masih terlihat dekat Scarborough pada 19 Oktober berikut satu kapal pengawas angkatan laut-nya satu hari kemudian. Namun saat Duterte kembali dari Beijing, mereka meninggalkan perairan tersebut.

        Ia menyatakan belum ada keterangan terbaru sejak Jumat lalu, tetapi sumber Kementerian Pertahanan mengatakan pesawat pengawas melihat empat kapal China di wilayah sengketa itu.

        Penjaga pesisir senior yang menolak disebut namanya mengatakan tampaknya China tak akan menghentikan seluruh aktivitasnya.

        "China tak akan meninggalkan perairan tersebut, tetapi jika mereka tak mengganggu aktivitas nelayan, hal itu sudah menjadi perkembangan yang cukup positif," katanya. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: