Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menilai bahwa pencapaian produk domestik bruto (PDB) pada kuartal ketiga 2016 yang masih mencatatkan pertumbuhan dapat menjaga kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hingga akhir tahun.
"Pencapaian PDB kuartal ketiga tahun ini masih cukup baik, menandakan makro ekonomi Indonesia masih kondusif. Jadi, hingga akhir tahun ini sentimen bagi IHSG masih bagus," ujar Ketua Uum AAEI Haryajid Ramelan di Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (7/11) mencatat, ekonomi Indonesia pada triwulan III-2016 tumbuh 5,02 persen, sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III-2016 telah mencapai 5,04 persen.
Menurut dia, meski pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun ini relatif mendatar, namun kondisi itu masih bisa ditolerir oleh investor di industri pasar modal domestik. Hal itu, terlihat dari kinerja IHSG yang cenderung mengalami kenaikan.
"Pengaruhnya tidak menimbulkan dampak terlalu besar, kecuali hasil yang dirilis menurun cukup jauh," katanya.
Di sisi lain, Haryajid Ramelan mengatakan, kinerja indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) juga ditopang oleh fenomena "window dressing" menjelang penutupan akhir tahun. Di tengah situasi itu, investor akan mengincar saham-saham yang nilai valuasinya dianggap masih rendah.
"Kira-kira 10 tahun ke belakang, fenomena itu selalu muncul jelang akhir tahun yang mendorong IHSG meningkat, fenomena itu memberi kontribusi rata-rata pertumbuhan indeks BEI sekitar 2-3 persen. Namun, kondisi itu juga tentunya didukung stabilitas ekonomi yang baik," katanya.
Ia mengemukakan bahwa "window dressing" merupakan strategi yang dilakukan oleh investor institusi seperti Manajer Investasi (MI) menjelang akhir tahun dengan tujuan mengangkat harga saham sehingga kinerja portofolio yang dimilikinya tampak baik.
Saat ini, menurut Haryajid Ramelan, investor mulai melirik saham-saham sektor pertambangan untuk diakumulasi mengingat harga saham di sektor itu memiliki valuasi yang rendah.
Selain faktor itu, lanjut Haryajid Ramelan, sentimen yang menyelimuti pasar saham global juga menambah pertimbangan bagi para investor di dalam negeri untuk menaruh dananya di bursa saham domestik. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: