Kredit perbankan di Sumatera Utara (Sumut) hingga September 2016 tumbuh minim sebesar 2,39 persen secara "year on year" atau menjadi Rp183,97 triliun.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Difi A Johansyah "Posisi kredit di September 2015 sejumlah Rp179,67 triliun. Pertumbuhan yang minim masih tetap dampak terjadinya krisis global yang membuat kinerja dunia usaha menurun," ujarnya di Medan, Rabu (9/11/2016).
Kinerja dunia usaha yang menurun membuat pengusaha masih ragu dan bahkan takut mengambil kredit karena khawatir pembayaran cicilan utang tersendat yang bisa berpengaruh pada kurangnya kepercayaan bank.
Kekhawatiran dunia usaha mengambil kredit tercermin antara lain dari menurunnya penyaluran kredit modal kerja hingga posisi September 2016 sebesar 1,59 persen dibandingkan periode sama 2015. Posisi September 2016, kredit modal kerja hanya Rp88,99 triliun dari posisi sama 2015 yang sudah Rp90,43 triliun.
Kalaupun terjadi kenaikan pada kredit investasi dan konsumsi juga dalam persentase rendah. Kredit investasi hanya bertumbuh 11,29 persen menjadi Rp54,39 triliun dan kredit konsumsi naik 0,54 persen menjadi Rp40,59 triliun.
"Syukurnya kredit bermasalah tidak bertambah besar dan bahkan turun dari posisi September 2016 sebesar 2,48 persen menjadi 2,45 persen," kata Difi.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba, mengatakan, di tengah penjualan di dalam dan luar negeri menurun dampak krisis global membuat pengusaha melakukan tindakan hati-hati dalam menjalankan bisnisnya termasuk dalam melakukan pinjaman atau kredit ke perbankan.
"Pengambilan kredit ditahan karena pengusaha juga tidak melakukan penambahan produksi, investasi dan apalagi ekspansi di tengah masih dirasakannya krisis global," katanya. (9/11/2016).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah