Petahana calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kembali dihadang beberapa warga ketika melakukan blusukan di wilayah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, beberapa warga sempat meneriaki Djarot beserta pasangan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditolak untuk mengadakan blusukan di wilayah tersebut dengan alasan isu penistaan agama.
Namun, beberapa warga masyarakat mengonfirmasi bahwa beberapa oknum yang menolak dengan menggunakan pengeras suara tersebut bukan merupakan warga Mampang Prapatan. Sedangkan warga Mampang sendiri tidak mempermasalahkan agenda blusukan Djarot.
Sebagian dari massa pendemo mengaku sebagai mahasiswa. Pada agenda blusukan sebelumnya, Djarot juga mengeluhkan tentang adanya spanduk provokatif.
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menegaskan, Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) merupakan lembaga yang berwenang untuk menurunkan spanduk provokatif.
"Kalau pendukung Ahok-Djarot yang mencopot nanti 'enggak' bagus. Saya serahkan kepada aparat dan panwas," kata Djarot.
Pihaknya tidak berwenang menurunkan spanduk yang berisi pesan provokatif seperti yang ditemui di Karang Anyar, Jakarta Pusat dengan tulisan "Dilarang penista agama masuk wilayah ini".
Ia mengatakan, tidak khawatir dengan berbagai penolakan warga. Menurut dia, warga perlu dewasa dalam berdemokrasi.
"Dihujat seperti apa pun tidak apa-apa. Kami terima dengan sabar, ya," ujarnya. Djarot menyakini masyarakat dapat dengan bijaksana memilih pemimpin untuk membangun Jakarta. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto