Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BEI: Pasar Saham Masih Punya Daya Tarik

        BEI: Pasar Saham Masih Punya Daya Tarik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai secara fundamental, pasar saham masih memiliki daya tarik bagi investor seiring dengan kondisi ekonomi domestik yang relatif stabil.

        "Volatilitas merupakan dinamika pasar modal, untuk sebagian investor justru menarik. Investor bisa mendapatkan keuntungan dari itu. Seperti kemarin, (15/11) IHSG jatuh hingga 4 persen, hari ini (16/11) naik lagi," ujar Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini di Jakarta, Rabu (16/11/2016).

        Ia mengemukakan sejumlah kalangan analis memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh di atas 5 persen, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya 4,79 persen, situasi itu merupakan sentimen positif bagi pasar saham di dalam negeri.

        "Secara makro ekonomi bagus. Inflasi juga terjaga di level yang rendah. Kemudian tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate) juga berada di level 4,75 persen, itu cukup bagus. Jadi, secara makro ekonomi, Indonesia bagus," katanya.

        Menurut dia, jika BI 7-Day Repo Rate dapat kembali diturunkan, maka dampaknya akan bertambah positif bagi pasar modal Indonesia. Hal itu dikarenakan juga bakal diikuti penurunan suku bunga di produk perbankan seperti deposito, sehingga membuka momentum bagi masyarakat berinvestasi ke produk pasar modal.

        Terkait pelemahan nilai tukar rupiah, Hamdi mengakui kondisi itu sempat menjadi sentimen negatif bagi pasar saham di dalam negeri. Namun, ia optimistis pelemahan rupiah sifatnya cenderung temporer karena bukan dipicu dari dalam negeri.

        "Depresiasi rupiah lebih karena rencana Trump yang berencana ingin memperbesar anggaran untuk belanja pemerintah, konsekuensinya akan ada defisit disana jadi akibatnya inflasi tinggi, yang kemudian diikuti kenaikan suku bunga. Kalau suku bunga AS naik, otomatis investor akan pindah kesana. Tapi, lagi-lagi itu sifatnya temporer," katanya.

        Menurut dia, investor akan kembali mengevaluasi kebijakan investasinya mana yang lebih menguntungkan. Pasar saham Indonesia saat ini memiliki imbal hasil tertinggi dunia, kondisi itu akan kembali menarik investor untuk kembali datang. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: