Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penjualan Ritel Fashion AS Lesu di Musim Liburan

        Penjualan Ritel Fashion AS Lesu di Musim Liburan Kredit Foto: Arif Hatta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saham dua perusahaan ritel pakaian terbesar di Amerika jatuh pada Jumat (18/11/2016), menyusul laporan penjualan yang mengecewakan di kuartal ketiga serta proyeksi suram di musim belanja liburan yang merupakan momen krusial bagi perusahaan.

        Saham Gap jatuh sebesar 13,1 persen setelah melaporkan jatuhnya pendapatan selama tujuh kuartal berturut-turut serta penurunan jumlah pengunjung yang datang ke toko. Saham Abercrombie & Fitch juga turun 13,9 persen akibat penjualan yang buruk dan prospek yang lemah. Keduanya telah mencoba untuk merevitalisasi merek mereka, dengan keberhasilan yang terbatas.

        Neil Saunders, CEO perusahaan riset ritel Conlumino, menyalahkan Abercrombie & Fitch atas kegagalannya dalam berkomunikasi dengan pelanggan mengenai perubahan yang telah dibuat pada lini fashionnya.

        "Abercrombie & Fitch telah bergeser menuju pendekatan yang lebih inklusif dan lembut dengan penekanan pada gaya dan kualitas pakaian," kata Saunders, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Senin?(21/11/2016).

        Namun, kampanye pemasaran yang "membingungkan", sedikitnya pengunjung yang datang ke toko-toko dan mall, serta cuaca yang lebih hangat menyebabkan ?penjualan turun sebesar 6 persen di kuartal ketiga menjadi US$ 821,7 juta dan anjloknya laba hingga 80 persen menjadi US$ 7,9 juta.

        Sementara itu, masalah serupa juga dialami oleh GAP. Gap melihat penurunan jumlah pengunjung yang datang ke toko selama musim belanja liburan telah memukul penjualannya. Merek fashion asal Amerika Serikat tersebut juga berencana untuk menutup 65 tokonya pada tahun ini, lebih banyak dibandingkan dengan prediksi sebelumnya sebanyak 50 toko yang akan ditutup.

        Perusahaan mengumumkan pada Oktober bahwa mereka menutup semua outlet Banana Republic di Inggris untuk berfokus pada bisnis di Amerika Utara. Gap melaporkan penurunan penjualan sebesar 2 persen serta penurunan laba menjadi US$ 204 juta di kuartal ketiga.

        Sementara merek Old Navy mecatat kenaikan pendapatan sebesar 3 persen, namun penjualan di Gap global dan Banana Republic turun 8 persen. Manajemen Gap, di bawah CEO Art Peck, telah berjuang untuk menghentikan pendapatan yang terus merosot.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gregor Samsa
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: