Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Langkah Kemenhub Turunkan Kecelakaan Penerbangan Papua

        Ini Langkah Kemenhub Turunkan Kecelakaan Penerbangan Papua Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Perhubungan akan melakukan dua langkah utama untuk menurunkan tingkat kecelakaan penerbangan di Papua yang tercatat tertinggi selama 2016.

        Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai Kampanye Keselamatan Penerbangan di Kemenhub, Jakarta, Minggu (4/12/2016), mengatakan dua langkah tersebut, yaitu memperbaiki alat navigasi dan meningkatkan disiplin sumber daya manusia (SDM).

        "Kita terlebih dahulu konsolidasi 'facts and findings'-nya (fakta dan temuan) apa, kemudian diidentifikasi dan ada dua hal yang harus dilakukan, pertama memperbaiki alat navigasi, kedua meningkatkan disiplin," katanya.

        Menurut Budi, kecelakaan terjadi sebagian besar karena faktor kesalahan manisa (human error).

        "Karena terlalu percaya diri, sehingga melakukan meanuver-manuver yang berbahaya yang semestinya secara buku manual dari aspek keselamatan tidak boleh dilakukan," katanya.

        Karena itu, dia memerintahkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub untuk gencar melakukan sosialisasi secara intensif agar pemahaman sampai kepada personel di daerah.

        "Saya tugaskan Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Pak Muzaffar untuk intensif setiap minggu ke sana (Papua) melakukan sosialisasi," katanya.

        Selain itu, Ia juga akan mengalokasikan dana untuk meningkatkan fasilitas navigasi yang lebih canggih.

        Ke depannya, Bu juga akan menyusun aturan khusus untuk penerbangan di Papua mengingat kondisi alamt serta kebutuhan yang berbeda akan moda transportasi udara tersebut dibandingkan di daerah lain.

        Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan pada moda udara paling banyak terjadi dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

        Jumlah kecelakaan penerbangan tahun ini merupakan yang terbanyak dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sejak 2010.

        Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan hingga saat ini sudah tercatat 41 kecelakaan yang diinvestigasi dibanding dengan 2015 yaitu 28 kecelakaan.

        "Untuk hasil investigasi 2016 ini terjadi peningkatan jumlah kecelakaan moda udara sudah 41 kecelakaan," katanya.

        Berdasarkan lokasi kejadian, dia menyebutkan kecelakaan paling banyak terjadi di Pulau Jawa dan Papua.

        Dia menuturkan faktor penyebab kecelakaan di Papua, yaitu karena perawatan infrastruktur yang dinilai belum optimal, misalnya masalah airstrip.

        "Terutama masalah airstrip yang saat ini memang belum sepenuhnya dikontrol oleh Pemerintah. Saya sudah minta kepada Dirjen Perhubungan Udara untuk memperhatikan ini," katanya.

        Selain itu, lanjut dia, perawatan dasar airstrip juga harus diperhatikan, seperti sistem resapan air (drainase), pengarah angin (wind sock) dan lainnya.

        "Paling tidak rumputnya dipotong, kondisi yang minimal ini harus dipenuhi karena moda ini dibutuhkan oleh teman-teman di Papua," katanya.

        Dalam kesempatan yang sama, Ketua Subkomite Kecelakaan Udara KNKT Kapten Nur Cahyo Utomo mengatakan faktor penyebab kecelakaan penerbangan paling banyak karena faktor manusia yaitu sebanyak 67,12 persen, teknis 15,75 persen, lingkungan 12,33 persen dan fasilitas 4,79 persen. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: