Meski Didukung Trump, Militer AS Larang Proyek Jalur Pipa Minyak di Kawasan Indian
Kredit Foto: Reuters/Carlo Allegri
Dua perusahaan dib?alik rencana pembangu?nan jalur pipa minyak? yang kontroversial d?i negara bagian North? Dakota, Amerika Seri?kat, telah menuduh Ge?dung Putih melakukan ?interfensi politik at?as gagalnya pembangun?an tersebut.
Militer Amerika melar?ang rencana pembangun?an jalur pipa minyak ?yang melintasi sebuah? waduk di tanah yang ?mereka kuasai di nega?ra bagian North Dakot?a, Amerika Serikat. K?eputusan ini didukung? oleh pengunjuk rasa.
Keputusan tersebut me?rupakan kemenangan un?tuk suku Indian Stand?ing Rock Sioux yang m?enyebut keputusan itu? 'bersejarah' dan mer?eka berterima kasih k?epada Presiden Barack? Obama.
Suku Sioux telah mela?kukan protes terkait ?rencana pembangunan j?alur pipa sejak bulan? April. Ini karena pe?mukiman mereka terlet?ak dekat waduk yang b?erada di Danau Oahe t?ersebut.
"Dengan melarang jalu?r pipa minyak di laha?n miliknya, militer a?kan mencarikan jalur ?pipa baru, yang palin?g aman secara lingkun?gan," ungkap perwakla?n pengunjuk rasa, sep?erti dikutip dari lam?an BBC? di Jakarta, Selasa (?6/12/2016).
Kendati demikian, pre?siden AS terpilih Dol?nald Trump mengungkap?kan bahwa dirinya men?dukung proyek pembang?unan pipa minyak ters?ebut. Proyek pembangu?nan jalur pipa minyak? bernilai multi milia?r dolar tersebut renc?ananya akan dibangun ?sepanjang 1.900 km ya?ng melintasi empat ne?gara bagian. Pemasang?annya hampir selesai,? namun hanya bagian p?ipa melintasi kawasan? itu yang belum diban?gun.
Suku Sioux bersama su?ku Indian Amerika lai?nnya menolak pembangu?nan jalur pipa minyak? karena mereka khawat?ir, pipa minyak akan ?mengkontaminasi air m?inum mereka dan merus?ak wilayah pemakaman ?suci di sekitar danau?.
Aksi protes yang berl?angsung selama berbul?an-bulan telah menyeb?abkan bentrokan antar?a demonstran dan pene?gak hukum.
Ratusan veteran milit?er bergabung dalam ak?si demo minggu lalu. ?Mereka menyampaikan a?spirasinya dalam kond?isi cuaca dingin di b?awah titik beku dan b?ersalju. Meskipun beg?itu, mereka telah dim?inta untuk berhenti d?an meninggalkan lokas?i demo pada Senin (5/?12).
Kedua perusahaan yang? mengerjakan proyek t?ersebut, yakni Energy? Transfer Partners da?n Sunoco Logistics, m?enyerang keputusan te?rsebut sebagai "tinda?kan politik murni".
Mengklaim bahwa proye?k tersebut telah memi?liki persetujuan peng?adilan, perusahaan me?nuduh Gedung Putih me?ninggalkan aturan huk?um "demi mendukung ko?nstituen politik yang? sempit dan ekstrim".
Trump, yang memiliki ?saham di perusahaan a?sal Texas Energy Tran?sfer Partners tersebu?t, membantah persetuj?uannya itu karena ala?san keuntungan finans?ial.
Gubernur North Dakota?, Jack Dalrymple meny?ebut keputusan itu me?rupakan 'kesalahan se?rius.' Sementara itu ?anggota DPR North Dak?ota, Kevin Cramer men?yebut keputusan milit?er Amerika itu "membe?rikan sinyal kuat" te?ntang harus adanya ce?k dan ricek pada seti?ap pembangunan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Rahmat Patutie
Tag Terkait: