Gempa di Pidie Aceh tidak sebesar saat terjadi Tsunami yang mencapai 9 skala richter, namun menimbulkan kerusakan. Lokasinya yang dangkal dan kondisi tanah di titik gempa yang tidak merekat sehingga mudah terlepas? menyebabkan beberapa bangunan rusak parah.
Pakar Geologi yang juga mantan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan selain kondisi tanah, pusat gempa memang merupakan kawasan yang padat perumahan sehingga gempa kecil pun akan merusak bangunan.
"Titik gempa memang berupa tumpukan tanah yang tidak merekat kompak sehingga mudah terlepas . Inilah yang membuat semakin besarnya kerusakan meski gempa 6,5 skala richter,"kata Surono ketika dihubungi melalui telepon selularnya, Rabu malam (7/12/2016)
Surono menjelaskan gempa di Pidie Aceh itu termasuk gempa dangkal yang terjadi didarat sehingga
tidak memicu tsunami. Berdasarkan peta tataan tektonik Aceh tampak bahwa di zona gempa bumi memang terdapat struktur sesar mendatar. Meski kekuatanya 6,5 skala richter, namun ternyata kerusakannya lumayan dahsyat. Hal itu terjadi akibat aktifitas sesar lokal.
"Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya di sebelah barat daya-timur laut,"ujarnya.
Sejak tahun 2000 hingga 2010 tercatat lebih dari 12 peristiwa gempa dahsyat dimana memakan korban lebih dari seribu jiwa. Dari 12 peristiwa itu, lanjut Surono empat terjadi di Indonesia. Tiga terjadi di pulau Sumatra yakni di Aceh, Nias dan Padang sedangkan satu gempa terjadi di Yogjakarta.
"Ini menunjukan kalau Sumatra memang wilayah rawan gempa," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil