Pabrik mobil terbesar di Indonesia Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Plant 2 mampu meproduksi 1 unit mobil setiap 2,8 menit, dengan jumlah mencapai 300 unit per hari, atau dengan kapasitas produksi 120.000 unit per tahun. Tapi dengan kemampuan tersebut ternyata baru digunakan 70%, artinya jika menggunakan kemampuan maksimal, dapat memproduksi lebih dari 170.00 unit per tahun. Di Plant 1 Sunter, saat ini waktu Takt Time sudah masimal dengan waktu 1,6 menit atau 96 detik.
Masih longgarnya kapasitas produksi Plant 2 menurut Vice President TMMIN, Warih Andang Tjahjono, peningkatan kemampuan produksi dilakukan dengan peningkatan working time. Dan melihat peluang yang ada, tahun ini sebetulnya kemampuan tersebut telah ditingkatkan sebesar 5%. Kalau peluang makin bagus, tahun depan bakal ditingkatkan lebih besar lagi.
Tantangan ke depan terhadap industri otomotif di Indonesia, menurut Warih, adalah bagaimana meyakinkan prinsipal bahwa industri manufakturing saat ini telah kompetitif yang menunjukkan adanya peningkatan daya saing. Hal itu memberikan pesan yang tepat, bahwa industri di Indonesia berkembang dengan baik, dan seharusnya industri yang lain juga ikut berkembang semakin baik.
Diharapkan kepada pemerintah agar membuat regulasi yang memberi pesan kepada investor bahwa Indonesia sebagai tempat yang tepat sebagai manufakturing base country. "Jangan sampai ada kebijakan yang kurang singkron dengan perkembangan industri ke depan," ujar Warih.
Salah satu industri pendukung yang diharapkan berkembang adalah Industri Petrokimia. Menurut Warih industri yang salah satunya memproduksi bahan plastik ini hasil produksinya bukan hanya dipakai oleh 1-2 perusahaan, tapi hampir dipakai oleh semua industri.
Dengan adanya peningkatan industri tersebut, maka tingkat kandungan lokal berbagai industri termasuk industri otomotif di Indonesia juga semakin banyak. Dengan lokal konten yang semakin bagus maka produksen yang membutuhkan hasil industri tersebut tidak perlu impor lagi. Untuk industri di TMMIN sendiri, saat ini lokalisasi sudah mencapai antara 60-85%.
Kemudian, sinyal perbaikan infrastruktur yang digencarkan pemerintah diharapkan bukan hanya memperbaiki logistik dalam negeri, tapi juga internasional yang berkaitan dengan supply chain. Saat ini pengembangan logistik di pusat logistik brikat untuk Toyota seharusnya sudah menjadi prioritas.
?Dwiling Time masih terlalu lama, kami menginginkan pusat logistik agar dapat menikmati kecepatannya,? kata Warih.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: