Seorang pakar manajemen kekayaan terkemuka mengatakan pada Selasa (13/12/2016) bahwa kesepakatan OPEC baru-baru ini untuk memangkas produksi minyak, telah memberi negara-negara Teluk Arab beberapa bantuan ekonomi untuk 2017.
Gary Dugan, kepala investasi manajemen kekayaan bank pertama Dubai Emirates NBD, mengatakan pasar minyak memperkirakan harga yang lebih kuat setelah 13 negara anggota OPEC sepakat akhir November lalu untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari.
Pada Senin (12/12), harga emas hitam itu naik menjadi berada di posisi lebih dari 55 dolar AS per barel, tertinggi dalam 17 bulan.
Dugan juga memperkirakan kenaikan 15 persen untuk saham-saham Teluk Arab pada kuartal pertama 2017, "karena valuasi tetap menarik dan investor dari luar negeri terus menempatkan dana-dana ke pasar negara berkembang." "Karena penundaan dan pembatalan proyek minyak dan gas mulai membebani pertumbuhan pasokan, pada gilirannya akan menyebabkan harga minyak mentah lebih kencang," tambah ahli investasi itu.
Namun, kemenangan mengejutkan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS mungkin membuat beberapa "headwinds" untuk kawasan ini.
"Risiko-risiko penurunan telah berkurang sedikit, tapi pertanyaannya tentang kebijakan luar negeri mendatang dari Presiden terpilih AS Donald Trump di Timur Tengah," kata Dogan.
Pada hubungan dengan Tiongkok, ahli mengatakan negara-negara Teluk Arab kemungkinan akan melihat "lebih banyak proyek dan investasi" antara kedua entitas.
Sejak 2014, Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar dari emirat Dubai, pusat bisnis dan wisata Uni Emirat Arab. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto