Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Membangun Ekonomi Nasional Melalui Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan

        Membangun Ekonomi Nasional Melalui Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Kuta, Bali -

        Pemberdayaan ekonomi Usaha Bersama Komunitas (UBK) desa menjadi perhatiaan khusus Kementrian Desa Tertinggal? dan Transmigrasi (Kemendes) dalam pembangunan ekonomi berbasis masyarakat desa.
        Melalui program UBK, Kemendes menetapkan fokus ekonomi pemberiaan bantuan pengembangan usaha bisnis bagi kesejahteraan masyarakat pedesaaan.

        Program UBK merupakan kegiatan untuk menumbuhkan pendapatan ekonomi pedesaan berbasis komunitas warga desa dalam membentuk usaha bersama, melalui pontensi lokal atau komoditi produk ungulan yang ada di masyarakat desa.

        Progam ini diharapkan dapat menumbuhkan kemandiriaan pendapatan pemasukan dan pembangunan ekonomi pedesaan dalam menghasilkan produk dan pemasaran hasil produksi yang berkualitas dan dapat berdaya saing tepat guna terhadap produk ? produk impor, tidak hanya menjadikan masyarakat pedesaan hanya sebatas konsumen, melainkan juga menjadi produsen produk untuk kebutuhaan Nasional hingga International.

        Pembukaan program projek UBK 2016 Kemendes sendiri secara resmi berlangsung di Kuta, Bali belum lama ini, dan dihadiri oleh beberapa instasi terkait diantaranya, Direktur Jenderal Pembangunan Kemendes Johozua M.Yoltuwu, M.Si, MA, Direktur Pembangunan Ekonomi Kawasaan Pedesaan Dr.Faizul Ishom, S.si, M.Eng, serta Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Balil (BPMPD) Ir. I ketut Lihadnyana.M.MA dan jajaran pejabat Kemendes.

        Dalam sambutan pembukaan UBK, Dr.Faizul Ishom, S.si, M.Eng mengungkapkan, UBK ini adalah pegenjawantahaan One vilagge one product, artinya beberapa daerah desa di provinsi Indonesia mempunyai beberapa produk unggulan sebagai badan usaha milik desa.

        "Ide ini muncul dengan adanya UUD No 6 th 2014, melalui usulan Bottom Up? masyarakat desa, kita fasilitsi, materi manajement, modal dan peralatan produksi supaya product yang dihasilkan dapat berkembang," ujar dia dalam keterangan resminya, Rabu (21/12/2016).

        Lebih jauh dia menuturkan, semoga bantuan program UBK mampu memberikan mamfaat perubahaan secara nyata terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat desa terutama yang berada dilokasi tepat sasaraan penerima bantuaan serta berkelanjutan dan menjadi pondasi pertumbuhaan ekonomi nasional.

        Sejalan dengan Faizul, Direktur Jenderal Pembangunan Kemendes Johozua M.Yoltuwu, M.Si, MA menambahkan, dalam kontek pembangunan kawasan pedesaan kita menyebutnya Real Algriculture, mengarah kepada implementasi nawacita dalam konteks Bum Desa Bersama (Bundes), badan usaha milik desa yang basisnya di desa.

        "Dimana ada kesepakatan antar wilayah di kawasaaan pedesaan untuk menyepakati pengembangan produk program ungulan desa, sehingga bundes ini berbasis di desa dalam rangka mendayagunakan pontensi kawasan dalam kegiatan - kegiatan bersifat kolektif bersama masyarakat," tambahnya.

        Target program Kemendes sendiri diharapkan pada Agustus 2019 dapat merdeka untuk memproduksi produk kebutuhaan kita sendiri, dengan dukungan 75 ribu outlet Desa Smart yang tersebar di seluruh indonesia.

        Bersamaan pembukaan UBK hadir pula EXPO UBK yang? menghadirkan produk ? produk ungulan dari 47 perwakilan desa dari berbagai provinsi di Indonesia yang telah menerima bantuan program UBK Kemendes.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Sucipto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: