Lidi sawit adalah tulang daun tanam sawit, penghubung antara daun dan pelepah sawit. Selama ini, untuk menopang perkembangan pertumbuhan tandan buah sawit/janjang, pelepah paling bawah dan yang bertautan biasanya dipotong serta dibiarkan membusuk di sekitar pohon sawit.
Apalagi, harga sawit juga relatif tetap rendah?yang membuat petani sawit banyak mengeluh dan hal yang sama juga terasa ke?perkebunan menengah hingga skala besar. Petani sawit dan buruh tani mengalami hal yang sama.
Di Sumut, salah satu komunitas yang peduli kepada petani sawit, adalah Komunitas Galang Kemajuan Centre, seperti yang dikatakan sang ketua Benson Kaban, keadaanlah yang mempengaruhi kesadaran sosial dan seiring dengan berkembangnya ide kreatif dan inovasi tentang sebuah potensi maka lidi sawit pun dibuat menjadi berbagai macam kerajinan tangan dan produknya diperkenalkan hingga ke mancanegara. Dengan sendirinya, ia mengatakan produk lidi sawit masuk ke dalam kategori produk komoditas ekspor.
"Ide awal pemberdayaan lidi sawit tersebut secara klasik belajar dari pemanfaatan lidi aren menjadi produk sapu lidi dan alat kerajinan tangan lainnya mengingat harga lidi aren dua kali lipat dibanding harga lidi sawit. Daun sawit setelah dilepas lidinya bisa dibuat menjadi pakan ternak, baik sapi atau kambing, bahkan pelepah sawit juga bisa dihaluskan menjadi pakan ternak, teknologinya sudah ada," katanya di Medan, belum lama ini.
Dikatakannya, setelah lidi sawit mampu menjadi produk ekspor maka ke depan dengan sendirinya akan lahir industri kreatif berupa kerajinan tangan di basis kelompok masyarakat. Ia menyampaikan produk akan lahir dari tangan-tangan kreatif.
"Saat ini kami mampu menampung harga lidi sawit Rp2.500 per kg terima di kota Medan (up date harga saat ini). Kami mampu membeli dalam skala besar, moda transportasinya mulai dari pick up L300 kapasitas 2,5 ton, delapan ton truk PS Cold Diesel, 15 ton ukuran truk Fuso Engkel hingga countainer kapasitas 27 ton, termasuk juga menggunakan pelabuhan, port to port," ujarnya.
Ia mengatakan lidi sawit memberikan dampak ekonomi yang positif bagi petani sawit dan buruh tani di perkebunan, serta bagi pemilik kebun juga akan senang melihat jika pekerjanya mendapat penghasilan?tambahan dan lebih kreatif, pekerja akan lebih terhindar dari pergaulan yang tidak terarah termasuk berbuat tindakan kriminal.
"Proses pengerjaan lidi bisa dikerjakan mengisi waktu luang, termasuk bagi ibu rumah tangga yang tidak ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Hal tersebut akan baik bagi anak-anak saat pulang sekolah, bisa sedikit membantu kegiatan tersebut, sambil menempuh etos kerjanya dan memperkuat kesadarannya bahwa perjuangan melalui dunia pendidikan adalah hal pokok," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: