Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        40 Taksi Liar Terjaring Razia di Bandara Hasanuddin

        40 Taksi Liar Terjaring Razia di Bandara Hasanuddin Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Sebanyak 40 taksi liar terjaring operasi penertiban alias razia yang dilakukan petugas gabungan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Senin-Selasa, 23-24 Januari. Razia tersebut melibatkan 130 personel Aviation Security (Avsec) Angkasa Pura I dan TNI Angkatan Udara (AU).

        Juru bicara PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar I Turah Aji Ari mengatakan selain puluhan taksi liar, razia tersebut juga menjaring dua taksi online dan 15 taksi resmi yang dinyatakan tidak lengkap. Kelengkapan tersebut meliputi stiker dan seragam khusus untuk operator resmi angkutan darat.

        "Kami melakukan operasi penertiban ini selama 24 jam. Karena itu, data terkait taksi liar yang terjaring tentunya dinamis dan bisa terus bertambah. Operasi penertiban kami lakukan demi kenyamanan dan ketertiban di bandara," kata Turah di Makassar, Selasa (24/1/2017).

        Berdasarkan data Angkasa Pura I, pada hari pertama razia terjaring 23 taksi liar dan 14 taksi resmi yang tidak lengkap. Adapun, pada hari kedua pihaknya menjaring 17 taksi liar, satu taksi resmi, dan dua taksi online.

        Turah menjelasakan seperti hari pertama, razia pada hari ini dipusatkan pada dua titik yakni di area toll gate dan basement kedatangan. Di area basement kedatangan, personel gabungan melakukan pengusiran terhadap sejumlah sopir yang diduga menawarkan jasa angkutan liar berupa taksi ilegal. Adapun, di area toll gate pemeriksaan kembali dilakukan untuk mengantisipasi lolosnya angkutan liar tersebut.

        Ia?menyebut pihaknya tidak bosan mengimbau para penumpang yang didapati menggunakan jasa taksi liar untuk pindah ke angkutan yang resmi. Kendati begitu, pihaknya tidak bisa memaksakan keinginan penumpang untuk memilih angkutan.

        Operasi penertiban angkutan liar, Turah menjelaskan dilakukan pasca-munculnya keluhan sejumlah pengunjung bandara yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan sopir yang berebut penumpang. Imbasnya, kondisi bandara menjadi gaduh dan bak pasar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: