Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Nilai tukar dolar AS diprediksi akan semakin menguntungkan di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Menurut salah satu ahli strategi makro-ekonomi, jika Trump benar-benar menjalankan proteksionismenya, maka akan mendorong indeks dolar menjadi semakin tinggi.
Namun, jika dolar terlalu kuat maka akan berdampak negatif bagi AS. Jadi, semuanya bergantung pada keputusan Trump.
Trump diprediksi akan melakukan pemangkasan tarif pajak besar-besaran dan menambah belanja infrastruktur. Sebuah campuran kebijakan yang dikatakan para ekonom bisa mendorong laju pertumbuhan serta memicu kekuatan greenback.
Menurut ahli strategi makro-ekonomi, Raoul Pal, yang dikenal sebagai pendiri publikasi keuangan The Global Macro Investor, reli dolar AS sedang diatur, meskipun Trump mengambil langkah-langkah proteksionis yang mungkin akan mengekang arus perdagangan.
"Secara umum, kebijakan Trump sangat berpengaruh pada dolar AS. Di bulan pertama tahun ini saja, dolar AS sudah menjadi lebih baik. Jadi wajar saja jika nanti dolar AS akan menjadi lebih tinggi," kata Pal, seperti dikutip dari laman?CNBC?di Jakarta, Jumat (3/2/2017).
Menurut prediksi Pal, sepanjang 2017, nilai tukar dolar AS, akan terus meningkat hingga 25 persen terhadap mata uang utama dunia.
Bukan kali pertama hal ini diungkapkan oleh Pal. Prediksinya dibuktikan dengan melesatnya dolar AS hingga 16 persen pada November 2014.
Pal mengatakan jika Trump tidak ingin dolar AS menguat, maka Trump harus menghentikan kebijakan yang bersifat proteksionis. Sebaliknya, kalau tidak dicabut maka posisi dolar AS akan semakin tinggi.
Awal bulan ini, Presiden Trump tiba-tiba mengatakan bahwa industri di AS sulit bersaing dengan perusahaan China akibat kurs dolar AS yang terlalu tinggi. Hal ini yang membuat produk AS dibanderol lebih mahal dibandingkan produk asal China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: