Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPS: Ekonomi Sulsel Tumbuh 7,41 Persen

        BPS: Ekonomi Sulsel Tumbuh 7,41 Persen Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai 7,41 persen pada 2016. Angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada 2015 sebesar 7,17 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi bersumber dari lapangan usaha keuangan dan asuransi. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi disumbang oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB).

        "Ekonomi Sulsel tumbuh 7,41 persen yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tercatat Rp379,21 triliun. Adapun, PDRB perkapita tercatat US$3.311,4 atau Rp44,06 juta," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Nursam Salam saat merilis data perekonomian Sulsel di kantornya, Jalan Haji Bau, Kota Makassar, Senin (6/2/2017).

        Nursam menjelaskan rata-rata pertumbuhan ekonomi Sulsel memang selalu berada di atas angka nasional. Ekonomi nasional sepanjang 2016 diketahui hanya tumbuh 5,02 persen. Adapun, rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional berkisar 5,51 persen, jauh di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Sulsel sebesar 7,86 persen.

        Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Sulsel dari sisi produksi terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang mengalami kontraksi. Adapun, jasa keuangan menjadi lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,63 persen diikuti pengadaan listrik dan gas sebesar 11,52 persen.

        Nursam mengimbuhkan struktur perekonomian Sulsel dari sisi produksi masih didominasi empat lapangan usaha. Rinciannya yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan (23,29 persen); industri pengolahan (13,92 persen); perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor (13,41 persen), serta konstruksi (12,53 persen).

        Ditinjau dari sisi pengeluaran, Nursam menerangkan pertumbuhan ekonomi Sulsel didorong tiga kompenen di antaranya pembentukan modal tetap bruto (PMTB), pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT), dan pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PKLNPRT). Kontribusi ketiga komponen itu masing-masing 7,02 persen; 5,48 persen; dan 3,26 persen.

        Kepala Kantor Regional VI Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) Bambang Kiswono mengharapkan Sulsel mampu meneruskan laju pertumbuhan ekonomi yang positif pada 2017. Capaian dalam lima tahun terakhir mesti ditingkatkan atau setidaknya dipertahankan di mana Sulsel selalu berada di atas rata-rata angka nasional.

        "Capaian tersebut bisa menjadi modal menapaki 2017 dengan optimisme yang tinggi," kata Bambang.

        Berdasarkan catatan OJK, pertumbuhan ekonomi Sulsel yang berkualitas disertai inflasi yang terkendali. Sepanjang 2016, inflasi Sulsel berkisar 2,94 persen yang berada di bawah angka nasional sebesar 3,02 persen. Iklim ekonomi yang positif tersebut, menurut Bambang, membuat pertumbuhan indikator utama perbankan di Sulsel berada di atas angka nasional.

        "Tidaklah heran bila aset perbankan di Sulsel tertinggi di kawasan timur Indonesia dan berada pada urutan kedua untuk di luar Pulau Jawa," ucap Bambang.

        Adapun, total aset perbankan di Sulsel terhitung Desember 2016 tumbuh 7,13 persen dengan nilai Rp125,96 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: