Wilayah Serpong dinilai masih menjadi sasaran potensial pengembang untuk membangun proyek properti, khususnya apartemen, seperti yang dilakukan oleh PT Sutera Agung Properti yang telah merampungkan apartemen Saumata di daerah tersebut.
Marketing Director PT Sutera Aung Porperti Boy Noviyandi dalam rilis, di Jakarta, Senin (20/2/2017), menyatakan, pihaknya menghadirkan Apartemen Saumata di wilayah Alam Sutera, Serpong yang ditujukan bagi kalangan "high end" (atas) yang jenuh dengan kemacetan di kota Jakarta.
Apartemen Saumata menempati lahan seluas 1 hektare dan memiliki 38 lantai dengan total unit yang dipasarkan sebanyak 200 unit, dengan pembangunannya melibatkan Aboday, konsultan arsitek dan desain ternama yang telah menangani desain arsitektur beberapa bangunan di Indonesia dan Singapura.
Menurut Boy Noviyandi, serah terima apartement tersebut terbagi menjadi dua periode, periode pertama sebelum Maret, serah terima unit lantai 15 ke bawah, dan dilanjutkan dengan periode kedua untuk lantai 15 ke atas.
"Saat launching pada Juni 2014, harganya Rp20 juta per meter persegi, dan tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi Rp28 juta per meter persegi," katanya.
Dalam waktu dekat, ujar dia, Sutera Agung Properti juga akan melakukan tahap "ground breaking" (pemancangan tiang pertama) untuk proyek kedua yakni Apartemen Saumata Suites yang telah terjual 25 persen dan melengkapi kesukseskan apartemen Saumata sebelumnya.
Sebelumnya, konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyatakan aktivitas penjualan pasar apartemen di kawasan Jakarta dan sekitarnya masih cenderung stagnan meski ke depannya dinilai prospek akan semakin bagus pada tahun 2017.
"Aktivitas pasar kondominium (apartemen) secara umum tidak mengalami perubahan yang signifikan selama 6 bulan ke belakang," kata Head of Residential JLL Indonesia Luke Rowe di Jakarta, Rabu (1/2).
Menurut Luke Rowe, pasar properti saat ini cenderung stagnan baik dari segi harga maupun penjualan karena sentimen pasar yang dinilai masih belum merespons positif meski ada ekspektasi.
Dia mengungkapkan, sejumlah ekspektasi yang dimaksud antara lain adalah program amnesti pajak yang diharapkan dapat mendorong aktivitas sektor properti di Tanah Air.
"Saat ini para pengembang terbilang cukup aktif memasarkan produk baru dibandingkan triwulan sebelumnya, walaupun belum mengindikasikan adanya penjualan yang signifikan," katanya.
Sebelumnya, konsultan properti Colliers International menyatakan pihak pengembang apartemen di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya saat ini cenderung menahan peningkatan harga karena pertumbuhannya relatif stagnan.
"Memang sekarang kondisinya di Jakarta, developer cenderung menahan harga," kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam paparan properti di Jakarta, Kamis (5/1).
Ferry memaparkan, tingkat kenaikan harga apartemen pada tahun 2015-2016 hanya 3,8 persen, atau lebih rendah dibandingkan tingkat pertumbuhan pada 2014-2015 (10 persen), dan tingkat pertumbuhan 2013-2014 (17 persen).
Dia juga mengingatkan, pada awal tahun 2016 diprediksi bakal ada 30 proyek aparteman yang akan diluncurkan pada 2016, tetapi ternyata realisasinya yang selesai hanya 15 proyek apartemen atau separuhnya. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: