Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saham HSBC Anjlok Usai Laporkan Penurunan Laba 62 Persen

        Saham HSBC Anjlok Usai Laporkan Penurunan Laba 62 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saham HSBC mengalami kejatuhan setelah salah satu grup perbankan terbesar di dunia tersebut melaporkan laba tahunan yang merosot tajam dari perkiraan sebelumnya. HSCB membukukan laba sebelum pajak sebesar US$7,1 miliar di tahun 2016 atau lebih rendah 62 persen dibandingkan laporan tahun sebelumnya sebesar US$18,9 miliar.

        HSBC sepanjang musim panas lalu dikabarkan akan menjual serangkaian operasinya, salah satunya cabang operasionalnya di Brasil. Performa bank yang berkantor pusat di Menara HSBC, London ini telah menjadi sorotan seiring kondisi sektor keuangan serta peningkatan proteksionisme global. Saham HSBC menyusut sebesar 3,5% di Hong Kong.

        Bank yang berkantor pusat di London tersebut mengatakan kinerjanya "secara luas memuaskan" di tengah volatilitas keuangan, namun peringatan akan peningkatan proteksionisme global telah menjadi perhatian. HSBC juga mengumumkan pembelian kembali sahamnya yang lebih kecil dari perkiraan. Hal itu membantu kinerja sahamnya yang melemah yang turun enam persen di Bursa London.

        "HSBC adalah sebuah bank yang masih berada dalam masa transisi setelah mengalami krisis," kata analis perbankan Chris Wheeler dari Atlantic Equities.

        Terkait dengan hasil pemilihan presiden AS serta ditambah keputusan Inggris untuk meninggalkan keanggotaan Uni Eropa alias Brexit, diyakini semakin memberikan ketidakpastian untuk sektor perbankan. Dua peristiwa itu menurut mayoritas pengamat sebagai kejadian luar biasa ekonomi dan politik yang di luar dugaan.

        "Kondisi ini telah diperkirakan bakal mengubah hubungan geopolitik dan ekonomi yang telah terbentuk sangat kokoh. Perubahan interaksi dalam pengembangan ekonomi tidak hanya terjadi di antara mereka, tapi juga seluruh dunia. Ketidakpastian yang dibuat oleh perubahan akan mempengaruhi kegiatan investasi dan berkontribusi terhadap kondisi bergelojak pasar finansial," kata ketua HSBC Douglas Flint seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Rabu (22/2/2017).

        Melihat perkembangan ke depannya di 2017, pihak bank menerangkan hasil pemilu AS menambahkan kekhawatiran terkait rencana kebijakan proteksionisme yang kerap disampaikan Presiden AS Donald Trump.

        "Hal ini telah memberikan tekanan kepada mayoritas bagian dunia dan mengakibatkan gangguan dalam perdagangan global," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gregor Samsa
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: