Bank Indonesia mencatat kredit usaha di wilayah provinsi Papua Barat pada 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 19,9 persen.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Agus Hartanto di Manokwari, Senin (27/2/2017) mengatakan pertumbuhan kredit tersebut cukup berdampak positif terhadap usaha dan pertumbuhan ekonomi.
"Ekonomi Papua Barat pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 4,52 persen. Kita harapkan pertumbuhan ini terus terjadi pada tahun 2017, di sisi lain semoga inflasi kita dapat terus terkendali," kata Agus.
Dia menyebutkan, tahun lalu pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan menaikkan tarif dasar listrik untuk meningkatkan pendapatan nasional, di sisi lain, harga minyak mentah di pasar global saat ini sedang mengalami peningkatan.
Menurutnya, dua hal tersebut bisa menjadi pemicu inflasi di daerah. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan terus melakukan langkah antisipasi agar kenaikan tarif dasar listrik dan harga minyak mentah tidak terlalu berdampak buruk bagi perekonomian Papua Barat.
"Kemungkinan juga akan ada peningkatan harga gas. Jika pemerintah tetap berkomitmen untuk tidak mengeluarkan subsidi BBM hal itu akan berpengaruh terhadap kondisi inflasi," ujarnya.
Dia mengungkapkan, jumlah kredit yang dikucurkan melalui kantor perbankan di Papua Barat pada 2016 mencapai Rp9,7 triliun. Sesuai lokasi proyek di daerah tersebut jumlah kredit yang kucurkan lebih besar yakni 14,4 triliun.
"Perbedaanya kalau data sesuai lokasi bank, itu hanya data dari kantor bank di Papua Barat. Kalau sesuai lokasi proyek, pengambilan kredit bisa jadi dari bank diluar Papua Barat tapi proyeknya disini sehingga jumlahnya lebih besar," katanya.
Menyusul pertumbuhan kredit, usaha kecil mikro menengah (UMKM) di daerah ini pun meningkat 16,65 persen. Diharapkan, pertumbuhan UMKM tersebut berdampak positif terhadap ketahanan ekonomi daerah.
"UMKM lebih kebal dibanding usaha besar saat ekonomi global terpuruk dan sebaiknya pemerintah daerah pun memberi perhatian serius terhadap perkembangan UMKM," ujarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: