Penanganan sampah di lautan jangan sampai dilakukan oleh satu kementerian secara sektoral tetapi perlu penanganan yang komprehensif antar lembaga agar dapat diperoleh solusi yang menyeluruh terhadap permasalahan tersebut.
"Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak bisa menjalankan upaya memerangi sampah plastik secara sektoral," kata Direktur Eksekutif Center of Maritime Studies for Humanities, Abdul Halim, di Jakarta, Selasa (28/2/2017).
Untuk itu, ujar dia, KKP sudah seharusnya menangani permasalahan sampah di lautan dengan sejumlah lembaga atau kementerian yang terkait.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkomitmen menangani dampak sampah plastik di wilayah pesisir dan laut untuk mengatasi stigma Indonesia yang dikenal negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.
"Saya diajak diskusi oleh Duta Besar Amerika Serikat bahwa ada kemitraan AS dengan asosiasi hotel di Bali untuk penanganan sampah-sampah plastik," kata Menteri Susi dalam acara "US Embassy Reception: Sustainable Waste Management & Clean Marine Environment" di Courtyard by Mariott Bali Nusa Dua Resort, Kamis (23/2).
Menurut Susi, pihaknya mengutarakan harapannya agar kemitraan yang nyata yang diinisiasi oleh Dubes AS tersebut juga bisa terus dilakukan dengan baik dan digiatkan ke depannya.
Menteri Susi juga mengungkapkan, KKP juga telah membicarakan penanganan sampah langsung dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Solusi yang disepakati antara lain membentangkan jaring yang dipasang di mulut sungai untuk mengurangi sampah dari sungai yang masuk ke laut.
Sedangkan solusi lainnya adalah membuat aturan atau Perda untuk mengatur penyelenggaraan upacara adat di laut agar tidak banyak meninggalkan sampah plastik.
Sementara itu, Duta Besar AS Joseph Donovan mengungkapkan, sepekan yang lalu telah dilakukan kerja bakti bersih pantai terbesar di Indonesia yang melibatkan 12 ribu orang dari 55 titik di Bali, dan berhasil mengumpulkan 4 ton sampah.
Menurut Donovan, dunia menantikan peran yang lebih dari Indonesia yang merupakan negara dengan penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia, untuk bisa melakukan tindakan penanganan sampah. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: