Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Minyak Dunia Tergelincir Dipicu Peningkatan Pasokan AS

        Harga Minyak Dunia Tergelincir Dipicu Peningkatan Pasokan AS Kredit Foto: Reuters/Christian Hartmann
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak mentah dunia tergelincir, meski masih diperdagangkan di atas US$ 50 per barel. Hal itu dipicu oleh keprihatinan atas meningkatnya pasokan minyak Amerika Serikat disaat OPEC yang terus berupaya untuk mengurangi produksi.

        Stok minyak mentah AS telah mengalami lonjakan selama tujuh pekan secara beruntun, yang diperkirakan persediaan minyak AS secara mingguan akan bertambah 3,1 juta barel. Hal itu kemudian memicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan permintaan mungkin tidak cukup untuk menyerap minyak mentah hingga membuat kelebihan pasokan global. Kondisi ini kembali memberikan tekanan kepada harga minyak dunia.

        Tercatat harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berkurang 4 sen atau setara 0,1 persen di level US$ 54,01 per barel, sedangkan minyak mentah Brent turun 34 sen atau 0,6 persen ke level US$ 55,59 per barel. Selama sebulan ini Brent sedikit mengalami perubahan, dimana WTI mencetak keuntungan bulanan tepat di atas 2 persen.

        Sementara harga bensin berjangka menyusut 1,35 persen pada level US$ 1,5120 per galon, yang diyakini juga terbebani pasokan minyak. Gasoline berada di bawah tekanan pada perdagangan terakhir, dimana stok melimpah. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) sejauh ini telah menampilkan kepatuhan pengurangan produksi yang di mulai sejak awal tahun.

        "Tanpa kepatuhan penuh dari OPEC dan produsen non-OPEC serta tidak adanya peningkatan permintaan membuat masih ada kemungkinan dikoreksi. Ada risiko semuanya untuk pelemahan," kata Manajer Riset Tradition Energy Gene McGillian, seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Kamis (2/3/2017).

        Sebanyak 11 produsen minyak non-OPEC telah berjanji untuk mengurangi produksi. Rusia mengaku sanggup untuk mengurangi produksi mencapai 124.000 barel per hari bulan ini. Di sisi lain analis dan ekonom berharap harga Brent di 2017 akan berada di kisaran US$ 57,52 per barel.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gregor Samsa
        Editor: Sucipto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: