Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini 8 Rekomendasi BI Dorong Akselerasi Ekonomi Sulsel

        Ini 8 Rekomendasi BI Dorong Akselerasi Ekonomi Sulsel Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan?Wiwiek Sisto Widayat mengungkapkan pihaknya terus mendorong Sulsel menjadi pilar pembangunan nasional sekaligus simpul jejaring akselarasi kesejahteraan kawasan timur Indonesia. Diakuinya, tidak mudah untuk merealisasikannya, tapi Sulsel memiliki potensi tersebut. Terlebih, pertumbuhan ekonomi Sulsel tercatat sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia.

        Menurut Wiwiek, akselerasi pertumbuhan ekonomi akan terealisasi bila pemerintah daerah didukung stakeholder lain yang bersinergi membangun Sulsel. BI sendiri telah memberikan delapan rekomendasi kebijakan yang diharapkan bisa diterapkan pemerintah.

        "Rekomendasi-rekomendasi itu telah melalui kajian dan analisis," kata Wiwiek di sela Seminar Outlook Ekonomi Indonesia dan Sulsel 2017-2018 di Hotel Clarion Makassar, Selasa?(7/3/2017).

        Berdasarkan catatan BI, rekomendasi pertama adalah meningkatkan kapasitas produksi pertanian dalam arti luas. Wiwiek menyarankan empat program pada sektor pertanian yang menjadi tumpuan perekonomian Sulsel di antaranya penguatan kelompok tani, peternak, nelayan dan pembudidaya; mengoptimalkan implementasi sistem resi gudang; meningkatkan porsi penyaluran KUR dan mengatur tata niaga produk pertanian.

        Rekomendasi kedua, menurut Wiwiek, mendorong peningkatan nilai tambah komoditas unggulan di Sulsel yang masih berbasis sumber daya alam. Ia menganjurkan dua program yakni memperbanyak industri pengolahan pertanian dalam arti luas, semisal pabrik kakao, kopi, jagung, dan rumput laut. Berikutnya, Wiwiek menyebut perlu adanya peningkatan nilai tambah produk pertanian dengan penggunaan teknologi pertanian dan pemasaran yang inovatif.

        Ia?mengimbuhkan rekomendasi ketiga berupa pengoptimalan?besaran potensi investasi di Sulsel, khususnya penanaman modal asing alias PMA. Pemerintah daerah disebutnya mesti memiliki program peningkatan daya tarik investasi. Untuk itu, disarankan adanya koordinasi lintas sektor dan lintas pelaku usaha.

        "Misalnya, dengan membangun South Sulawesi Incorporated," ujarnya.

        Rekomendasi keempat berupa langkah nyata merealisasikan pembangunan infrastruktur sesuai perencanaan. Menurut Wiwiek, perlu adanya akselerasi realisasi anggaran belanja daerah untuk pembangunan infrastruktur, utamanya yang bisa meningkatkan konektivitas antar-kabupaten/kota lingkup Sulsel. Lalu, pemerintah pusat mesti didorong ikut membantu pembiayaan infrastruktur yang mendukung konektivitas daerah dan program kemaritiman.

        Selanjutnya, Wiwiek menyebut rekomendasi kelimanya adalah pemerintah daerah mesti mencari sumber pembiayaan infrastruktur yang tidak menguras APBN/APBD. Toh, saat ini sudah ada skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dan pembiayaan infrastruktur nonanggaran pemerintah (PINA).

        "Untuk rekomendasi keenam, pemerintah mesti merealisasikan anggaran belanja pada awal tahun secara tepat sasaran. Begitu pula dengan anggaran dana desa agar menjadi stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi lebih awal dan berkelanjutan," terang Wiwiek.

        Rekomendasi ketujuh dari BI, Wiwiek menjelaskan perlu adanya diversifikasi tujuan ekspor. Selain Amerika Serikat, terdapat tiga kawasan yang menjadi pangsa pasar potensial di antaranya negara-negara Eropa, Afrika, dan Australia. Kawasan negara-negara itu masih membutuhkan pasokan produk ekspor Sulsel, seperti ikan, rumput laut, dan coklat olahan.

        Rekomendasi terakhir alias kedelapan yang tidak kalah penting berupa peretaran?kerja sama antarprovinsi di Sulawesi. Menurut Wiwiek, keberadaan Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS) harus lebih dioptimalkan. Forum tersebut mesti dimaksimalkan tak hanya untuk mendorong kontribusi provinsi, tapi juga regional di mana kontribusi Sulawesi masih jauh di bawah Jawa.

        Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi perhatian BI untuk mendorong akselerasi ekonomi daerahnya. Gubernur Sulsel dua periode tersebut akan menjadi pijakan dalam mengambil kebijakan.

        "Saya setuju 100 persen dengan rekomendasi dari BI. Tentunya, kita semua harus bersama-sama menjaga pertumbuhan ekonomi yang telah berjalan baik. Biarpun ekonomi global lagi jelek-jeleknya, Sulsel bisa terus tumbuh," tutur dia.

        Syahrul menerangkan untuk mendorong akselerasi perekonomian maka dibutuhkan banyak uang yang berputar. Karena itu, pihaknya meminta pemerintah pusat mengucurkan anggaran lebih besar, khususnya KUR bagi Sulsel. Di awal tahun, pihaknya bekerja sama dengan OJK untuk penyaluran KUR pada empat sektor, termasuk pertanian. Nominal anggaran KUR yang disetujui mencapai Rp1 triliun.

        "Sekarang saya minta agar tiap daerah diberi Rp100 miliar. Artinya, saya butuh Rp2,4 triliun," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: