Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'Indonesia-Korea Business Summit' Tarik Investasi di Sektor Ekonomi Kreatif

        'Indonesia-Korea Business Summit' Tarik Investasi di Sektor Ekonomi Kreatif Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama salah satu media asal Korea Selatan, Chosunilbo berencana menggelar "Indonesia-Korea Business Summit" pada 14 Maret 2017, di mana salah satu investasi yang akan ditarik adalah dari sektor ekonomi kreatif.

        Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (8/3/2017), mengatakan kegiatan tersebut merupakan acara balasan yang digelar media tersebut di Seoul, Mei 2016.

        Kala itu, Presiden Jokowi mendapat kehormatan untuk menjadi pembicara kunci dalam "Asian Leadership Conference" (ACL), konferensi tahunan bergengsi yang digelar media Korea Selatan tersebut.

        "Indonesia-Korea Business Summit ini juga sekaligus jadi kelanjutan kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi pada Mei 2016 lalu ke Korea, sekaligus rangkaian kegiatan ACL 2017 Mei mendatang," ujar Thomas.

        Mantan Menteri Perdagangan itu menjelaskan akan ada lebih dari 360 peserta dari Korea Selatan dan sekitar 150 peserta dari Indonesia yang menghadiri acara di Hotel Shangri La Jakarta itu.

        Sejumlah sektor akan turut serta meramaikan kegiatan tersebut, diantaranya sektor perindustrian, energi, ekonomi kreatif, pariwisata, logistik, transportasi serta perdagangan.

        "Sektor ekonomi kreatif akan menjadi salah satu sektor yang akan dibahas khusus dalam kegiatan tersebut. Kita semua tau jagonya Korea Selatan itu di K-Pop, K-Drama, film dan lainnya," ucapnya.

        Thomas menuturkan, selain ekonomi kreatif, dalam kegiatan itu pihaknya juga akan fokus menarik investasi di sektor manufaktur dan pariwisata.

        Industri manufaktur dinilai masih menjadi sektor investasi utama negeri ginseng di Indonesia dengan kontribusi mencapai 71 persen.

        Sementara sektor pariwisata yang jadi unggulan pemerintah juga akan terus digenjot lantaran punya orientasi ekspor (menghasilkan devisa) dan menyerap banyak tenaga kerja.

        "Ini sama seperti ekonomi kreatif. 'High quality job'. Kami akan mendorong agar sektor ini bisa maju," tambahnya.

        Menurut Thomas, salah satu penyebab rendahnya kunjungan wisatawan asal Korea Selatan ke Indonesia adalah lantaran tidak adanya penetrasi maskapai penerbangan murah.

        "Kami akan fokus juga ke situ, konektivitas penerbangan. Karena kelihatannya penerbangan murah meriah, frekuensinya sering itu penting untuk memastikan sektor pariwisata bisa berjalan," imbuhnya.

        Ken Wooksun Choi, Deputy Editor Chosunilbo, mengatakan hingga Selasa (7/3) malam, sekitar 400 peserta asal Korea Selatan memastikan diri akan hadir. Ia meyakini jumlahnya akan terus bertambah hingga 450 peserta hingga batas akhir pendaftaran peserta.

        Di antara ratusan pengusaha itu, sejumlah pimpinan perusahaan terkemuka Korea Selatan memastikan diri hadir seperti Posco, CJ Entertainment, Korean Air serta SM Entertainment, perusahaan yang menghasilkan puluhan aktris, aktor dan penyanyi.

        "Salah satu personel Super Junior, Lee Teuk juga akan datang. Super Junior adalah grup musik yang diorbitkan SM Entertaiment," tambahnya.

        Ada pun pembicara dari Indonesia antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan, CEO Kotra serta perusahaan-perusahaan top konglomerasi Korea Selatan dan swasta nasional. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: