Perunding perdagangan Amerika Serikat (AS) mencoba berjuang meraih kesepakatan dengan China dalam 100 hari mendatang untuk melanjutkan ekspor daging sapi AS, kata juru bicara Gedung Putih Sean Spicer, Selasa (21/11/2017).
Selain itu, mereka mengupayakan kemungkinan akses bagi AS ke sektor jasa di China, yang selama ini tertutup.?
Spicer mengatakan bahwa pejabat AS dan China masih dalam tahap awal dari janji Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk mengembangkan rencana 100 hari mendatang guna membantu mengurangi surplus perdagangan besar China dengan AS, yang dibuat di pertemuan pertama mereka di Florida pada pekan lalu.
Saat ditanya pers apakah China menawarkan konsesi pada daging sapi dan akses jasa keuangan, seperti yang dilaporkan Financial Times (FT), Spicer pun mengatakan bahwa sektor itu berada dalam topik pembicaraan AS-China.
"Saya pikir, jelas bahwa ekspor daging sapi dan tambahan akses pasar di China, kekayaan intelektual, kemampuan memiliki kepemilikan asing, terutama dalam industri jasa, menjadi hadiah besar dari eksportir AS dan industri untuk waktu lama," katanya, seperti dikutip Reuters.
Ia menimpali, "Tapi, itu sedang disepakati, seperti yang kita lakukan."
Pejabat pemerintahan Trump lainnya mengatakan bahwa diskusi perdagangan AS dengan China akan mencakup berbagai sektor, dan pertemuan baru saja dimulai.
Mengenai laporan FT tentang kebijakan kelonggaran daging sapi dan jasa keuangan oleh China, pejabat itu mengatakan kedua sektor tersebut tidak dianggap menyeluruh.
Tidak ada keputusan yang telah dibuat untuk menghidupkan kembali negosiasi perjanjian investasi bilateral AS-China yang dikejar oleh pemerintahan Obama tahun lalu, kata pejabat itu, yang tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang rencana perundingan AS.
China bisa menjadi pasar ekspor besar untuk daging sapi AS jika kesepakatan bisa terjadi, kata Kepala Eksekutif Global AgriTrends Brett Stuart di Denver.
Dia mengatakan wilayah China Besar saat ini mengimpor daging sapi senilai tujuh miliar dolar AS per tahun, angka yang diharapkan tumbuh berbarengan dengan berkembangnya kelas ekonomi menengah di China.
Namun, China sudah membeli hampir semua daging sapi Amerika usai mencabut larangan impor lama tahun lalu. Larangan itu diberlakukan pada tahun 2003 karena kasus bovine spongiform encephalopathy (BSE), atau penyakit sapi gila yang muncul di negara bagian Washington.
"Kami belum melihat daging sapi AS di meja makan China," kata Craig Uden, Presiden Asosiasi Peternak Daging Sapi AS. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: