Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Unilever Umumkan Rencana Buyback Saham dan Pembagian Dividen

        Unilever Umumkan Rencana Buyback Saham dan Pembagian Dividen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Raksasa konsumer Unilever bersiap menerapkan langkah radikal pada bisnisnya. Perusahaan Inggris-Belanda tersebut berencana membeli kembali (buyback) sahamnya dan membayar dividen kepada pemegang saham, serta menjual unit bisnis yang memiliki rapor merah.

        Pada tahap awal, Unilever akan membagikan dividen dalam jumlah besar agar pemegang saham tak lama-lama bersedih setelah gagal dibeli Kraft. Kabarnya, Unilever akan menaikkan porsi dividen sebesar 12 persen dari perolehan laba tahun ini.

        Sebagaimana diketahui, Unilever secara mengejutkan menolak tawaran akuisisi dari Kraft Heinz yang mencapai nilai US$143 miliar. Langkah selanjutnya, Unilever berencana menyiapkan dana sebesar US$5,3 miliar untuk membeli kembali sahamnya di pasar sekunder, agar performa saham tetap mendaki pasca gagal diakuisisi. Ini merupakan aksi buyback pertama sejak 2008.

        Strategi lainnya, produsen sabun Dove tersebut akan mempercepat efisiensi. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pekan lalu Unilever mengumumkan rencana untuk menjual divisi margarin bermerek Flora dan Stork. Menurut para analis, dari penjualan kedua merek ini, perusahaan bisa meraup dana sebesar 4,8 miliar poundsterling (US$6 miliar).

        Unilever juga tengah mengkaji tentang kemungkinan untuk mengubah statusnya menjadi single listing. Saat ini, saham Unilever berstatus dual listing atau terdaftar di bursa Inggris dan Belanda. Unilever menyebut, penolakannya terhadap Kraft menjadi momen untuk serius merestrukturisasi bisnis. Unilever justru memilih me-review kembali bisnisnya secara luas agar tetap bisa memberi keuntungan bagi pemegang saham

        "Akuisisi itu memacu kami untuk membangun pondasi bisnis yang lebih kuat," ujar CEO Unilever Paul Polman, seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Sabtu (11/4/2017). Unilever memasang target margin operasional sebesar 20 persen pada tahun 2020, naik dari posisi 16,4 persen di 2016.

        Selain itu, Unilever juga berencana memangkas biaya secara agresif hingga 6 miliar hingga tahun 2019. Target ini lebih tinggi dari target efisiensi sebelumnya sebesar 4 miliar. Sebelumnya sumber Financial Times mengatakan, Unilever akan menerapkan langkah radikal pada bisnis makanan. Salah satunya dengan merger anak usaha makanan, misalnya Lipton dan Knorr dilepas dari personal care. Sebagai informasi, bisnis makanan menyumbang sekitar 43 persen dari total pendapatan Unilever.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gregor Samsa
        Editor: Dewi Ispurwanti

        Bagikan Artikel: