PT Adhi Karya Tbk (Persero) akan membangun depo kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) senilai Rp1,4 triliun sebagai prasarana dari angkutan transportasi massal itu.
"Kami sudah dapat 1,4 triliun, itu nanti untuk investasi depo," kata Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto seusai rapat koordinasi di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Budi menjelaskan, untuk proyek LRT Jabodebek, ada dua alternatif pembiayaan, yakni dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta investasi.
APBN akan didapatkan melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN).
PT KAI (Persero) yang ditunjuk menjadi investor proyek itu telah menerima PMN sebesar Rp2 triliun pada 2015. Sedangkan Adhi Karya yang ditunjuk sebagai kontraktor telah mendapat PMN sebesar Rp1,4 triliun pada 2015.
Untuk mendukung proyek LRT Jabodebek, pemerintah mengusulkan PMN untuk KAI sebesar Rp5,6 trilun pada tahun ini.
Dengan demikian, dari total investasi yang dibutuhkan sebesar Rp27 triliun, tambahan Rp18 triliun akan didapatkan melalui skema pinjaman dari sejumlah lembaga keuangan.
"Bank Mandiri, BNI, BRI dan Sarana Multi Infrastruktur (yang jadi lembaga peminjam)," katanya.
Budi memastikan proyek tersebut akan tetap jalan meski nantinya pendanaan kurang atau bermasalah. Pasalnya, pemerintah telah memberikan penjaminan jika peminjam tidak mampu membayar. Terlebih, sesuai arahan Presiden Jokowi, pemerintah akan tetap mengejar target penyelesaian proyek LRT Jabodebek pada Mei 2019.
"Jadi, kalau-kalau peminjam enggak bisa bayar, itu (proyek) diambil pemerintah. Perpres hanya bilang penjaminan, tapi bentuknya seperti itulah," katanya menambahkan revisi Perpres masih dalam proses.
Budi menargetkan progres LRT Jabodebek bisa mencapai 45 persen hingga akhir 2017 dari saat ini sekitar Rp15 persen.
Ada pun Adhi Karya saat ini sudah mengeluarkan Rp3 triliun untuk pembangunan.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya siap menggelontorkan dana sekitar Rp4 triliun hingga Rp5 triliun untuk mendukung proyek tersebut.
"(Kami siap) sekitar Rp4 triliun hingga Rp5 triliun," ujarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: