Kredit Foto: Antara
Sekitar 10.800 migran mencapai Italia melalui Laut Tengah pada Maret, naik hampir seperlima dari Februari dan menjadikan total jumlahnya lebih dari 24.000 orang sejauh tahun ini, kata lembaga penjaga perbatasan Uni Eropa (EU), Frontex, Rabu (12/4/2017).
Italia adalah pintu gerbang utama ke Eropa bagi para migran dari Afrika setelah kesepakatan Uni Eropa dengan Turki tahun lalu yang menutup rute lain Laut Tengah yang sebagian besar telah digunakan oleh pengungsi dari Timur Tengah.
Blok itu telah menerima sekitar 1,6 juta pengungsi dan migran pada periode 2014-2016 dan telah berjuang untuk mengatasi lonjakan arus masuk migran.
Frontex mengatakan bahwa, pada jumlah 24.250 orang, kedatangan di Italia sepanjang tahun ini hampir sepertiga lebih tinggi daripada di periode yang sama di 2016.
Oleh karena rute terkemuka dari pantai Turki ke negara-negara di Uni Eropa, Yunani, telah ditutup, maka jumlah kedatangan keseluruhan di blok itu pada kuartal pertama tahun ini sudah turun sekitar dua pertiga dibandingkan setahun yang lalu yang berada di kisaran 32.650 orang.
Sementara itu, Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM), Selasa (11/4), memperingatkan bahwa ratusan migran ditahan dalam kondisi "pasar budak" di Afrika Utara.
Lembaga itu melaporkan ratusan migran Sub-Sahara yang akan pergi ke Libya dijual dan dibeli oleh orang Libya dengan dukungan orang Ghana dan Nigeria yang bekerja untuk mereka.
Selama satu pekan belakangan, IOM juga mengetahui beberapa kasus saat migran diculik sebagai imbalan bagi uang tebusan, kata juru bicara Perserikatan Bangsa Bangsa Stephane Dujarric.
Petugas operasi di Kantor IOM di Nigeria melaporkan penyelamatan seorang migran Senegal --yang pekan ini dipulangkan ke rumahnya setelah ditawan selama berbulan-bulan.
Menurut kesaksian pemuda tersebut, saat ia berusaha pergi ke utara melalui Gurun Sahara, ia tiba di Agadez, Niger, tempat ia diberitahu ia harus membayar sebesar 320 dolar AS untuk melanjutkan perjalanan ke utara, menuju Libya.
Seorang penyelundup memberi dia akomodasi sampai hari keberangkatannya, yaitu pergi dengan naik truk bak terbuka.
Ketika mobil yang membawanya sampai di Sabha di bagian barat-daya Libya, pengemudinya berkeras ia belum dibayar oleh si penyelundup, menurut laporan Xinhua.
Pengemudi tersebut membawa para migran ke satu tempat parkir dan di sana lelaki muda itu menyaksikan pasar budak sedang berlangsung.
Mohammed Abdiker, pemimpin Operasi Darurat IOM mengatakan laporan terkini mengenai 'pasar budak' buat para migran dapat ditambahkan pada satu daftar panjang kemarahan di Libya.
Abdiker mengatakan dalam beberapa bulan belakangan, staf IOM di Libya telah mendapat akses ke beberapa pusat penahanan, tempat mereka berusaha meningkatkan keadaan.
Ia mengatakan sepanjang tahun ini, Penjaga Pantai Libya dan petugas lain telah menemukan 171 mayat yang hanyut ke pantai Laut Tengah. Patroli Pantai juga telah menyelamatkan ratusan migran lagi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: