Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan belum menerima pengajuan perizinan investasi taman hiburan sekelas "Disneyland" di Boyolali, Jawa Tengah, menyusul kabar mengenai rencana pembangunan wahana tersebut.
Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis seusai penandatanganan nota kesepahaman dengan Sinosure di Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya sama sekali belum menerima pengajuan perizinan taman hiburan di Boyolali.
"Yang jelas, belum ada permohonan penanaman modal di BKPM," ucapnya.
Pembangunan taman hiburan sekelas "Disneyland" di Boyolali dikabarkan akan didanai oleh holding investor asing dari Finlandia, Selandia Baru, Singapura dan Malaysia. Nilai investasi kawasan taman hiburan disebut-sebut mencapai Rp6,1 triliun.
Azhar menjelaskan, jika melibatkan investasi atau penanaman modal asing (PMA), maka perizinan investasi harus melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) BKPM Pusat.
"Kalau PMA berarti harus ke kami, tapi kan belum ada izin ke kami, ya berarti belum ada. Kalau benar ada (proyek tersebut) pasti datang ke kami," ujarnya.
Kendati demikian, Azhar mengatakan investasi taman hiburan di Boyolali itu bisa saja bukan dari Walt Disney melainkan investor lain.
"Perusahaan 'theme park' kan banyak, tidak hanya Disneyland. Meski kita tidak tahu apa yang dimaksud pemerintah Boyolali. Yang jelas Disneyland sudah menyatakan mereka tidak akan investasi dulu di Indonesia," tuturnya.
Azhar juga menambahkan, lantaran belum menerima permohonan perizinan PMA untuk taman hiburan di Boyolali, bisa saja investor yang dimaksud berasal dari dalam negeri.
Terlebih, lanjut dia, pemerintah kini telah memberikan kemudahan agar investasi di daerah bisa segera direalisasikan tanpa perlu kewenangan pemerintah pusat.
Ia menegaskan, pemerintah mendukung investasi semacam itu bisa berkembang di Indonesia karena akan memberikan pilihan taman hiburan dan mendorong pariwisata.
"Pokoknya silakan saja, tidak masalah, yang penting ada. Saya kira bagus ada 'theme park' di Indonesia. Sekarang kan ada di Ancol, Taman Mini Indonesia Indah juga salah satunya," katanya.
Sebelumnya diberitakan rencana pembangunan Disneyland di Boyolali yang membutuhkan lahan seluas 100 hektar yang diperkirakan memiliki daya tampung parkir kendaraan mencapai 22.000 mobil.
Investasi proyek taman rekreasi tersebut diperkirakan sekitar Rp6,1 triliun dari investor asing.
Bupati Boyolali Seno Samodro menjelaskan konsep taman hiburan itu nantinya bukan seperti Disneyland yang sudah beredar sekarang ini. Namun, konsepnya gabungan dari sejumlah "franchise" taman hiburan yang sudah ada.
Seno mencontohkan konsep gabungan wahana taman hiburan, seperti Disneyland, Universal Studio, dan Warner Bross.
Rencananya wahana hiburan itu dirancang untuk beroperasi selama 24 jam nonsetop dengan tiket masuk sebesar Rp50 ribu.
Namun, lanjut dia, pengunjung yang akan mencoba semua wahana taman hiburan membutuhkan biaya sekitar Rp500 ribu hingga Rp600 ribu per orang.
Ia juga memastikan rencana pembangunan wahana taman hiburan di Boyolali bukan hanya wacana, melainkan pihaknya sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan investasi taman hiburan pada bulan Desember 2016.
Menurut Seno, pembangunan akan dimulai pada bulan September 2017, dan membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 tahun. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: