Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menyiasati Kekurangan Dana Tahapan Asuransi Pendidikan

        Menyiasati Kekurangan Dana Tahapan Asuransi Pendidikan Kredit Foto: Ila Abdulrahman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam sejarahnya asuransi pendidikan pasti memberi manfaat, namun manfaatnya belum pasti cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan, nilai tunai yang dihasilkan jauh dari kebutuhan biaya pendidikan.

        Masih ingat dengan kalimat di atas? Jika lupa silakan dibaca dalam artikel sebelumnya, Asuransi Pendidikan, Yes or No, bagian 3. Jika sejarah belum berubah maka dana dari asuransi pendidikan belum pasti cukup untuk memenuhi biaya pendidikan terutama?di sekolah berstandar nasional. Jangan terus "kan dapat beasiswa". Dalam hal ini mengabaikan beasiswa yang masih misteri, dapat atau enggak.

        Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyiasati kekurangan dana pendidikan dari asuransi. Pertama, menyesuaikan sekolah pilihan dengan ketersediaan dana dari asuransi pendidikan. Kedua melakukan top up atau tambahan premi di asuransi pendidikan yang sudah dimiliki. Ketiga adalah melakukan investasi baru yang sifatnya tambahan untuk mengejar kekurangan dana dari asuransi pendidikan (Aspend).

        Menyesuaikan dengan Ketersediaan Dana

        Opsi pertama adalah memilih sekolah yang biayanya terjangkau sesuai dengan tahapan dari Aspend. Masih ingat kan dalam bahasan sebelumnya? Dana tahapan asuransi pendidikan akan cair di setiap jenjang sekolah, dengan cair pertama adalah lima tahun sejak kepesertaan pada jenjang terdekat TIDAK di setiap tahun kenaikan.

        Jadi, Anda perlu menyediakan atau mengatur sendiri kebutuhan SPP dan kenaikan serta biaya lainnya, apakah dari tahapan dialokasikan untuk semua kebutuhan di jenjang tersebut, ataukah menambah dari cash flow bulanan/tahunan nantinya.

        Misalkan anak Anda saat in usia 0 tahun maka saat masuk TK saja tahapan cair, jika anak Anda sudah berusia empat tahun maka dana tahapan cair pertama adalah saat masuk SMP. Begitu juga dijenjang selanjutntya hanya cair saat masuk saja, bisa dialokasikan sebagai uang masuk, SD, SMP, SMA. Kecuali di jenjang perguruan tinggi, setiap tahun dana tahapan cair, hingga tahun ke-4.

        Nah, apakah Anda akan menggunakan dana tiap jenjang itu sebagai uang masuk saja dan menambah kebutuhan SPP?dan lain-lain dari cash flow?atau menggunakan sebagai seluruh biaya sekolah? Sesuaikan sekolahan yang dituju.

        Top Up Kontribusi

        Alternatif ke-2 adalah melakukan top up premi/kontribusi secara rutin di polis Aspend Anda. Langkah pertama adalah mengetahui jumlah kekurangan dana pendidikan yang sudah di-futurevalue-kan, kemudian menghitung investasi yang harus dilakukan dengan menggunakan imbal hasil di asuransi pendidikan.

        Misal total kekurangan dana pendidikan nilai saat ini Rp50 juta, di-futurevalue-kan dengan inflasi pendidikan 14% maka pada saat masuk sekolah, misalkan 15 tahun lagi nanti akan menjadi Rp357 jutaan. Imbal hasil di asuransi pendidikan anggap di angka 7% maka akan didapat top up yang harus dilakukan setiap bulan untuk mengejar kekurangan.

        Namun, itu belum memperhitungkan adanya biaya top up sebesar 5% dari premi. Jadi, misalkan untuk angka di atas tambahan premi yang dibutuhkan untuk mengejar kekurangan sebsar Rp1,2 juta perbulan yang akan diinvestasikan tidak semuanya, namun dikurangi 5%. Silakan dihitung.

        Melakukan Investasi Baru

        Alternatif ke-3 adalah melakukan investasi di instrumen investasi baru yang disesuaikan dengan jangka waktu dan profil risiko Anda.

        Dengan menggunakan contoh yang sama yaitu kekurangan biaya Rp50 juta, inflasi pendidikan sebesar 14%, 15 tahun yang akan datang akan menjadi Rp357 jutaan maka Anda harus mencari instrumen investasi yang memberikan imbal hasil atau return di atas inflasi pendidikan.

        Melihat inflasi pendidikan di angka 14% dan jangka waktu 15 tahun maka instrumen investasi yang sesuai salah satunya adalah reksa dana saham (RDS). Untuk mencapai angka Rp357 jutaan tersebut butuh sekitar Rp300-Rp500 ribuan dengan imbal hasil 15%-20% di reksa dana saham yang tepat. Reksa dana saham apakah itu, mengingat jumlah RDS sangat banyak, ratusan? Silakan konsultasikan dengan perencana keuangan Anda.

        Satu dari ketiga opsi di atas bisa menjadi alternatif pilihan pemenuhan kebutuhan dana pendidikan puitra putri Anda.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: