Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPS: Tarif Listrik Dorong Inflasi April

        BPS: Tarif Listrik Dorong Inflasi April Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen pada April mengalami kenaikan atau inflasi sebesar 0,09% dibandingkan Maret.

        Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan inflasi pada April disumbang oleh penyesuaian tarif listrik 900 VA yang memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,20%. Kenaikan tarif listrik ini membuat kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mencatat inflasi 0,93%, tertinggi dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya.

        "Inflasi April disebabkan penyesuaian harga listrik untuk rumah tangga 900 VA yang nonsubsidi terutama untuk yang pascabayar," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/5/2017).

        Dilihat dari sisi kelompok pengeluaran, dia pun menyebut kelompok sandang mengalami inflasi 0,49%. Adapun, komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah emas perhiasan sebesar 0,02%. "Kenaikan harga emas yang begerak naik seiring dengan kenaikan harga emas di pasar internasional," tambahnya.

        Meski begitu, Kecuk mengatakan bahan makanan atau pangan yang selama ini kerap menjadi faktor utama pendorong inflasi mengalami penurunan harga atau deflasi -1,13%. Sejumlah komoditas pangan yang mendorong deflasi antara lain cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,09%; bawang merah 0,08%; beras 0,02%; daging sapi, dan ikan segar, telur ayam ras, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01%.

        Sementara, kelompok pengeluaran lainnya adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan inflasi 0,27%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau inflasi 0,12%; kelompok kesehatan inflasi 0,08%; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasi 0,03%.

        Dari 82 kota yang disurvei, 53 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,02% dan terendah terjadi di Cilacap sebesar 0,01%.

        "Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar -1,08% dan terendah terjadi di DKI Jakarta dan Manado masing-masing sebesar -0,02%," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: