100 Pejabat Keuangan Berkumpul Bahas Penggunaan Anggaran untuk Masyarakat
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Lebih dari 100 para pejabat keuangan dari 13 negara Asia menghadiri Konferensi Pleno ke-7 Jaringan Manajemen Pengeluaran Publik di Asia (Public Expenditure Management Network in Asia atau PEMNA) di Bali, Indonesia.
Direktur Pengelolaan Kas Negara di Kementerian Keuangan Rudy Widodo mengungkapkan tujuan konferensi ini untuk membahas tantangan dalam mencapai hasil kinerja yang lebih baik melalui perbaikan belanja layanan pendidikan. Contohnya, peningkatan?capaian pendidikan di negara tuan rumah Indonesia tetap menjadi tantangan, terlepas dari alokasi APBN sebesar 20% untuk pendidikan.
"Pendidikan merupakan investasi bagi setiap bangsa. Bagi setiap pemerintah, memberikan manfaat yang sepadan untuk uang yang dikeluarkan dalam layanan pendidikan selalu menjadi aspek penting dari tantangan pengelolaan belanja publik," kata Rudy.
Ia menambahkan bahwa di banyak negara, pemerintah daerah sekarang bertanggung jawab untuk menyelengarakan pendidikan, membuat semakin pentingnya untuk memastikan bahwa satuan kerja pemerintah daerah bisa mengelola anggaran dan melacak pengeluaran serta capaian yang tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan.
Topik yang ditekankan dalam konferensi yang bertema Pengeluaran Publik untuk Pendidikan - Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam Mengatasi Kemiskinan dan Ketimpangan, berkisar dari mengintegrasikan tinjauan kajian belanja ke dalam proses penganggaran dana pendidikan hingga menilai keefektifan alokasi anggaran yang pro-masyarakat miskin dalam menangani kemiskinan dan ketimpangan. Peserta pun menyambut baik kesempatan untuk berbagi pengalaman masing-masing.
"Kami ingin mempelajari tantangan apa yang dihadapi cara mengatasinya oleh negara anggota lain dalam proses pelaksanaan reformasi mereka sehingga kami tidak perlu mengalami hal yang sama dalam upaya implementasi kami," kata Asisten Sekretaris di Departemen Filipina Anggaran dan Manajemen Amelita Castillo.
Sebagai sebuah jaringan yang mendukung proses saling belajar, para praktisi keuangan publik jaringan ini yang berasal dari Asia Timur dan Pasifik, PEMNA menjadi forum penting untuk berbagi pengetahuan, dan menjadikan konferensi tahunannya sebagai tempat berkumpul anggota dua komunitas praktiknya, yaitu anggaran dan bendahara, untuk membahas berbagai pilihan kebijakan untuk melakukan reformasi manajemen keuangan publik.
"Peer-to-peer learning semakin diakui sebagai cara yang efektif dan inspiratif untuk meningkatkan kapasitas. Dalam kurun waktu yang singkat, PEMNA telah berkembang menjadi platform di mana para pejabat bisa secara terbuka membicarakan keberhasilan dan tantangan mereka terkait reformasi manajemen keuangan publik," kata Miki Matsuura, Spesialis Sektor Publik dari Bank Dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: