Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo berpendapat insiden teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu (23/5) lalu, tidak akan menurunkan kepercayaan investor asing dan tidak mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.
Menurut Agus di Jakarta, Jumat (26/5/2017), investor dan berbagai pemangku kepentingan sudah dapat memahami kondisi sebenarnya mengenai fundamental ekonomi Indonesia yang terus membaik, meskipun ada gangguan keamanan atau politik.
"Kami lihat currency (nilai tukar) stabil. Di Indonesia, aspek ekonomi sudah bisa dipisahkan dengan aspek politik," ujar Agus.
Meskipun demikian, ia mengharapkan kondisi keamanan dapat segera pulih pasca-insiden bom bunuh diri pada Rabu lalu, terlebih umat muslim akan memasuki bulan Ramadan.
Pada Jumat siang, menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor), nilai tukar rupiah berada di Rp12.295 per dolar AS.
Di pasar antarbank di Jakarta Jumat pagi, rupiah sempat bergerak melemah 12 poin menjadi Rp13.293, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.281 per dolar AS.
Namun, menurut Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada, laju mata uang rupiah tertahan lebih karena faktor dinamikan harga minyak mentah dunia.
"Harga minyak mentah dunia mempengaruhi mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah," kata Reza.
Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat, menguat sebesar 9,92 poin seiring dengan pelaku pasar yang mulai melakukan aksi beli.
IHSG BEI dibuka naik 9,92 poin atau 0,17 persen menjadi 5.713,35 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak menguat 2,49 poin (0,26 persen) menjadi 955,73 poin. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: