Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi tinggi di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, yang merupakan pulau terdepan di Provinsi Bengkulu.
"Kami memang belum menghitung angka pasti apakah di atas dua digit atau tidak. Akan tetapi, dari segi harga di sana sangat tinggi," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Minggu, (28/5/2017).
Perkiraan tingginya angka inflasi di Pulau Enggano, menurut dia, membuat kualitas perekonomian warga setempat makin memburuk, sementara tingkat kesejahteraan di sana masih tergolong rendah.
Ia menyebutkan beberapa kondisi yang membuat Pulau Enggano mengalami inflasi tinggi, seperti kondisi infrastruktur jalan di pulau tersebut masih belum sepenuhnya mudah diakses.
"Transportasi penghubung dengan Kota Bengkulu juga terbatas. Hal ini perlu kajian lebih lanjut oleh pemerintah daerah," katanya.
Hasil alam di Enggano, lanjut dia, mengalami keterbatasan distribusi ke Kota Bengkulu akibat transportasi laut yang kurang memadai, baik dari layanan maupun jumlah rute keberangkatan ke Kota Bengkulu setiap pekannya.
Pisang, misalnya, jika menunggu rute keberangkatan kapal selanjutnya, mau tidak mau masyarakat di sana membuang hasil panennya karena busuk.
Harga bahan bakar minyak pun di Pulau Enggano mencapai belasan ribu rupiah. Hal ini, menurut dia, mengakibatkan naiknya ongkos produksi serta distribusi.
Sebelumnya, Sales Executive Pertamina Wilayah Bengkulu Deni Nugrahanto mengatakan bahwa pihaknya akan menyediakan lembaga penyalur resmi guna menekan tingginya harga BBM di Pulau Enggano. Saat ini, penyalurnya tidak di bawah manajemen Pertamina atau masih perorangan.
"Kami juga akan membangun SPBU mini di sana pada tahun 2018," ujarnya. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: