Hasil nyata dan transformatif dari hubungan baik yang Malaysia dan China telah bangun tidak akan membahayakan kedaulatan negara tersebut sebut Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada hari Jumat (2/6/2017).
"Saya tidak akan pernah jual kedaulatan Malaysia," katanya pada acara pembukaan China Construction Bank (Malaysia) Bhd di Kuala Lumpur, sebagaimana dikutip dari Channel NewsAsia, di Jakarta, Jumat (2/6/2017)
Najib mengatakan bahwa hubungan kedua negara sedang menjadi perhatian setiap orang, khususnya dalam kaitannya dengan usaha investasi langsung asing.
"Malaysia telah lama menjadi negara terbuka dan bersahabat dengan semua," katanya.
"Fakta bahwa kita adalah tujuan utama investasi asing langsung adalah bukti kepercayaan yang dimiliki negara lain di dalam kita, apakah itu Jepang atau China, India, Arab Saudi atau bahkan negara-negara barat," ujarnya.
"Untuk mengalihkan investasi ini (FDI) dari kepercayaan yang kurang bijak dan bodoh, dan kesalahpahaman mendasar tentang ekonomi, hanya akan berakibat buruk bagi negara ini," tambahnya.
China telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia selama delapan tahun terakhir dan Presiden Xi Jinping baru-baru ini mengatakan bahwa hubungan bilateral kedua negara merupakan yang terbaik yang pernah ada.
Kolaborasi utama antara China dan Malaysia termasuk zona perdagangan bebas digital pertama di dunia, ekspor nanas Malaysia ke China dan taman komersial mewah, The Shore, di Sabah. Bulan lalu, produsen mobil China Zhejiang Geely Holding Group mengumumkan bahwa mereka membeli 49,9 persen saham di produsen otomotif nasional Malaysia Proton.
"Beberapa orang tampaknya berpikir bahwa lebih baik memiliki perusahaan yang merugi besar yang 100 persen dimiliki Malaysia, bukan persentase yang lebih kecil di perusahaan yang berdiri untuk mendapatkan akses ke pasar yang lebih besar, skala ekonomi dan teknologi terdepan," ujar Najib.
"Saya bertanya kepada anda, mana yang akan menciptakan lebih banyak kekayaan dan pekerjaan untuk orang Malaysia? Jawabannya jelas." tegasnya.
Menanggapi kritik yang mengatakan investasi dari China "terlalu banyak, terlalu cepat, terlalu cepat", dia berkata, "Jika Anda ingin menunda pembangunan Malaysia, jika anda ingin Malaysia tertinggal, dan jika anda tidak Ingin menciptakan lapangan pekerjaan atau tingkat pendapatan meningkat, maka silahkan anda fokus dalam hal itu,? tegasnya.
"Saya tidak akan pernah meminta maaf karena telah memfasilitasi investasi di Malaysia," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo