Menteri ESDM Ignasius Jonan meminta para pegawai negeri sipil, yang bertugas mengamati aktivitas gunung api, tidak lengah dan mesti cepat menyampaikan informasi kebencanaan kepada masyarakat.
"Tugas pengamat ini penting yakni memberikan informasi peringatan dini terkait tingkat aktivitas gunung api kepada masyarakat, sehingga dampak bencana juga bisa dikurangi. Jadi, memang harus cepat menyampaikan informasinya. Ini juga merupakan pesan Presiden Joko Widodo yakni lebih banyak melayani masyarakat," katanya saat melakukan temu wicara dengan perwakilan pengamat gunung api seluruh Indonesia di Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY, Minggu (11/6/2017).
Menurut dia, pengamat gunung api juga mesti mampu berkomunikasi dengan memberikan sosialisasi dan edukasi secara baik kepada masyarakat.
Menteri Jonan yang didampingi Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial melakukan temu wicara dengan 44 perwakilan pengamat gunung api seluruh Indonesia.
Peserta temu wicara tahunan tersebut merupakan perwakilan dari Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku Utara dan Sulawesi Utara.
Jonan menambahkan terkait peralatan pengamatan kegunungapian, pihaknya akan menambahkannya sesuai kebutuhan.
"Tapi, jauh lebih penting lagi mitigasi bencana bisa cepat sampai ke masyarakat. Jangan sampai masyarakat tidak tahu," katanya.
Ia juga akan memprioritaskan penambahan jumlah pengamat gunung api dan lebih meningkatkan kesejahteraan pengamat gunung api.
"Saya tidak akan melupakan kerja pengamat gunung api. Harus terus ada perbaikan kesejahteraan. Saat ini, kami sudah naikkan kelas jabatan pengamat gunung api dua tingkat, mudah-mudahan ini menjadi pendorong bekerja lebih baik," katanya.
Ego Syahrial juga mengatakan peran pengamat gunung api sangat vital dalam memitigasi bencana, karena menjadi barisan pertama yang mengetahui aktivitas gunung api melalui pengamatan visual maupun instrumental.
"Pengamat gunung api menyampaikan informasi peringatan dini tingkat aktivitas gunung api beserta rekomendasi penanganan bencana bagi penduduk sekitar, baik secara langsung melalui surat ke pemerintah daerah, maupun melalui media sosial, aplikasi web, dan telepon pintar," katanya.
Ia menambahkan, temu wicara bertujuan meningkatkan kemampuan para pengamat gunung api baik dari sisi teknis pemantauan, komunikasi, penyampaian informasi juga penyampaian masalah dan kendala yang dihadapi di lapangan.
"Kegiatan ini merupakan wadah berkumpul, saling berkomunikasi, saling bertemu, bertukar pengalaman antarpengamat gunung api di seluruh Indonesia," katanya.
Sedang, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani mengatakan saat ini dari 127 gunung aktif, 69 di antaranya dipantau melalui 75 unit pos pengamatan.
Dari 69 gunung itu 51 berstatus normal, 17 waspada dan satu awas, yaitu Gunung Sinabung, Sumut.
Ia melanjutkan pihaknya telah memiliki aplikasi kebencanaan geologi yang dikembangkan secara mandiri dengan nama Multiplatform Aplication for Geohazard Mitigation and Assesment (MAGMA) Indonesia.
Aplikasi tersebut sudah masuk ke dalam top 99 pelayanan publik terbaik di Indonesia pada 2017.
"Aplikasi yang dapat diakses melalui komputer dan telepon pintar ini menyajikan kegiatan gunung api, peta kawasan rawan bencana, serta sebaran abu vulkanis dari gunung api yang meletus. Di samping itu, disajikan pula informasi dan rekomendasi mengenai kebencanaan geologi lainnya, seperti gempa bumi, gerakan tanah, dan tsunami," ujarnya.
MAGMA Indonesia juga telah mendapatkan apresiasi dari institusi dalam negeri maupun dunia seperti United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin, Pacific Disaster Center (PDC) Amerika Serikat, dan International Air Transport Association (IATA).
"Apresiasi ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan publik yang dilakukan Kementerian ESDM semakin baik dari masa ke masa," kata Kasbani.?(Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: