Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kebijakan Pemerintah Buat SMRA Optimis Marketing Sales Tumbuh 50%

        Kebijakan Pemerintah Buat SMRA Optimis Marketing Sales Tumbuh 50% Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) optimis pada tahun ini pra penjualan (marketing sales akan tumbuh 50 persen dibanding tahun 2016.

        Presiden Direktur Summarecon, Adrianto P. Adhi menuturkan jika pada tahun ini marketing sales perseroan akan berada di angka Rp4,5 triliun. "Pada 2017 ini, perseroan menargetkan pra-penjualan pemasaran sebesar Rp4,5 triliun atau meningkat 50 persen dibandingkan 2016," ujarnya, di Jakarta, Kamis (15/6/2017).

        Ia meyakini, tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7day Repo Rate) sejak Agustus 2016 serta pelonggaran kebijakan kredit melalui peningkatan rasio LTV akan membuat akses ke pembiayaan properti menjadi lebih terjangkau. "Kesuksesan program amnesti pajak, penurunan BI 7day Repo Rate dan pelonggaran kredit melalui kebijakan LTV akan membuat akses pembiayaan properti lebih terjangkau," paparnya.

        Lebih lanjut Adrianto menyatakan, target pra-penjualan pemasaran di 2017 diharapkan bisa dicapai oleh perusahaan melalui penjualan produk di lima lokasi pengembangan. Dia menyebutkan, pada 2016 perseroan mampu mencatatkan pra-penjualan pemasaran sebesar Rp3 triliun dari lima lokasi pengembangan.

        Adapun lima lokasi pengembangan yang saat ini digarap Summarecon, yakni Serpong sebesar 54 persen dari total pra penjualan pemasaran, Bandung sebesar 14 persen, Bekasi sebesar 13 persen, Karawang sebesar 11 persen, dan Summarecon Kelapa Gading sebesar 8 persen. "Namun, pencapaian di 2016 masih berada 31 persen di bawah pencapaian 2015," terangnya.

        Dia mengaku, keyakinan SMRA untuk mencapai target penjualan itu sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2017 berkisar 5-5,4 persen dan inflasi sekitar 3-3,2 persen. Dia menambahkan, sejauh ini Unit Bisnis Pengembangan Properti masih sebagai unit usaha yang memberikan kontribusi pendapatan dan laba tertinggi, yakni senilai Rp3,6 triliun atau 66 persen dari total pendapatan dan sebesar Rp1 triliun atau 71 persen dari total laba usaha.

        Sedangkan, lanjut dia, Unit Bisnis Investasi dan Manajemen Properti serta Unit Bisnis Rekreasi dan Perhotelan merupakan unit usaha yang memberikan pendapatan berkelanjutan. "Pendapatan dari kedua unit bisnis ini sebesar Rp1,6 triliun, serta berkontribusi sebesar Rp400 miliar atas laba usaha di 2016," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

        Bagikan Artikel: