Salah satu Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyatakan akan terus berupaya memperluas jaringan industri melalui kerja sama dengan perbankan sehingga memudahkan akses investor maupun calon investor berinvestasi.
"Hingga kini, jumlah Bank Administrator RDN (Rekening Dana Nasabah) yang bekerja sama dengan KSEI telah berjumlah 14 bank. Seluruh bank Administrator RDN itu diwajibkan untuk mengintegrasikan fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) dengan layanan perbankan yang ada, khususnya layanan e-channel," ujar Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi usai rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan di Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Dengan jumlah 14 Bank Administrator RDN, lanjut dia, maka lebih dari 91.000 jaringan ATM dan 19.454 kantor cabang yang tersebar hingga pelosok Indonesia dapat dimanfaatkan industri pasar modal. Kedepannya, ia mengatakan bahwa KSEI berupaya menjadi Financial Hub dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat mengintegrasikan beberapa aktivitas di pasar modal, diantaranya pemantauan investasi, pengiriman instruksi kepada Perusahaan Efek sekaligus "subcription dan redemption" reksa dana.
"Untuk mewujudkan hal itu, telah dilakukan tahap awal berupa kerja sama integrasi fasilitas AKSes dengan perbankan. Sebelumnya, Fasilitas AKSes hanya dapat digunakan untuk pemantauan mutasi dan portofolio investor secara online dan real time melalui web browser," paparnya.
Saat ini, Friderica Widyasari Dewi menyampaikan, fasilitas AKSes sudah dapat dilihat melalui ATM dan internet banking, serta digunakan untuk menyampaikan instruksi penarikan dana nasabah, dan akan terus dikembangkan untuk fitur-fitur lainnya. Friderica Widyasari Dewi juga mengatakan bahwa dukungan atas pengembangan pasar modal juga ditunjukkan KSEI melalui percepatan pembukaan rekening efek yang dapat dipangkas dari beberapa hari menjadi kurang dari 30 menit.
"Hal itu berkat inisiasi KSEI dalam mengukuhkan kerja sama antara 100 pelaku industri pasar modal dengan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia untuk memanfaatkan data kependudukan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Friderica Widyasari Dewi menyampaikan pendapatan usaha bersih KSEI naik sebesar 12 persen menjadi Rp351,76 miliar pada tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya Rp314,27 miliar.
"Peningkatan itu sejalan dengan kondisi pasar yang cukup baik, yang menyebabkan IHSG menunjukkan tren naik selama tahun 2016," katanya.
Dengan meningkatnya jumlah pendapatan, lanjut dia, maka berdampak terhadap naiknya laba komprehensif tahun berjalan menjadi sebesar Rp179,01 miliar pada tahun 2016, meningkat sebesar 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat