AXA Financial Tawarkan Tiga Kepastian Lewat Produk MIP

AXA Financial Indonesia meluncurkan asuransi jiwa tradisional Maestro Infinite Protection (MIP), suatu produk asuransi whole life (seumur hidup) yang memberikan perlindungan jiwa optimal hingga nasabah berusia 100 tahun. Peluncuran produk ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat era modern yang membutuhkan pengelolaan risiko jiwa, kesehatan, dan keuangan guna mengantisipasi risiko masa depan.

"Apalagi masyarakat modern saat ini risiko kehidupannya pun semakin tinggi, seiring banyaknya aktivitas mereka serta perubahan gaya hidup. Oleh karena itu, sebagai perusahaan asuransi yang berkomitmen untuk menjadi mitra utama perlindungan bagi masyakarat, kami melengkapi solusi produk kami dengan menghadirkan MIP ini,? ujar Direktur AXA Financial Indonesia Nina Ong di Jakarta, Kamis (13/7/2017).

Nina mengatakan bahwa MIP ini menawarkan tiga kepastian yang akan diterima oleh nasabah guna menjamin kesejahteraan bagi keluarga dan orang-orang tercinta di masa depan. Tiga kepastian dalam MIP, yaitu kepastian proteksi jiwa dan kecelakaan seumur hidup hingga usia 100 tahun, serta mendapatkan tambahan perlindungan kecelakaan 50% dari uang pertanggungan (UP) Dasar atau hingga Rp1 miliar.

Kepastian yang kedua adalah jumlah pembayaran premi dengan masa bayar yang bisa dipilih oleh nasabah, yakni 5, 10, 15, atau 20 tahun, serta kepastian ketiga, yakni manfaat dana tunai di masa pensiun sebesar 20% dari UP Dasar ketika nasabah menginjak usia 65 tahun.

"Dengan adanya tiga kepastian tersebut, kami percaya dapat membantu masyarakat Indonesia dalam melindungi jiwanya dan memberikan mereka kepastian kesejahteraan untuk orang-orang tercinta di masa depan ketika risiko muncul. Hal ini sejalan dengan tujuan kami, yaitu Empower People to Live a Better Life,? jelas Nina.

Nina optimis bahwa peluncuran produk MIP ini dapat meningkatkan penjualan AXA Financial Indonesia. Selain Itu, kehadiran MIP ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia yang masih rendah (2.87% per Januari 2017 menurut data OJK) dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang sudah diatas 5%.

Selain itu, diharapkan produk ini juga mendukung program Pemerintah Indonesia yang tengah menggalakkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia bersama-sama pihak swasta yang bergerak di bidang keuangan, termasuk asuransi, agar semakin banyak masyarakat yang merencanakan masa depannya dengan lebih baik. Program ini pun membuat literasi asuransi masyarakat Indonesia berada di 15.76% dan inklusi asuransinya 12.08% (data OJK September 2016).

"Sebagai mitra perlindungan bagi masyarakat, kami ingin melindungi sebanyak mungkin masyarakat dengan solusi perlindungan kami dan berkontribusi terhadap pertumbuhan asuransi nasional,? tambah Nina.