Wah, Israel Larang Pria Berumur di Bawah 50 Tahun Masuki Yerusalem
Israel mengirim polisi tambahan ke Yerusalem pada hari Jumat (28/7/2017) dan mengatakan bahwa orang-orang di bawah usia 50 tahun akan dilarang masuk masjid Al-Aqsa di Kota Tua pada hari itu untuk mengantisipasi lebih banyak demonstrasi massa.
Ketegangan meningkat di kompleks tersebut selama dua minggu, sering kali meletus dalam sebuah bentrokan, setelah dua petugas polisi Israel terbunuh wilayah Kota Suci Yerusalem, mendorong Israel untuk memasang detektor logam di pintu masuk situs tersebut dan kemudian memboikot Muslim yang ingin masuk ke Yerusalem.
Di bawah tekanan diplomatik yang luar biasa, Israel akhirnya melepas detektor logam pada hari Kamis (27/7/2017), sebuah langkah yang disambut oleh dunia Arab, namun aksi kekerasan dengan cepat kembali saat ribuan jamaah Muslim melesat ke masjid Al-Aqsa.
Sebelum Israel memindahkan aparat keamanan yang baru, faksi-faksi Palestina telah menyerukan "hari kemarahan" pada hari Jumat.
"Pemeriksaan keamanan dilakukan dan ada indikasi bahwa gangguan dan demonstrasi akan berlangsung hari ini," ujar juru bicara polisi Micky Rosenfeld, sebagaimana dikutip dari laman Reuters, di Jakarta, Jumat (28/7/2017).
"Tambahan petugas polisi dan petugas perbatasan berada di dalam dan sekitar Kota Tua dan akan mengamankan setiap gangguan," tambahnya.
Dirinya mengatakan bahwa wanita dari semua usia akan diizinkan masuk ke dalam wilayah tersebut, yang disebut oleh orang Yahudi sebagai Bukit Kuil, dan oleh umat Islam sebagai Tempat Suci yang Mulia. Israel merebut Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua dan kompleks suci, dalam perang Timur Tengah pada tahun 1967. Kemudian, mencaplok area tersebut dalam sebuah langkah yang belum pernah diakui secara internasional.
Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga dalam Islam, berada di dataran tinggi marmer yang berjejer di jantung Kota Tua. Ini juga merupakan tempat tersuci dalam Yudaisme, yaitu tempat dua kuil kuno, yang terakhir dihancurkan oleh orang Romawi. Orang-orang Yahudi berdoa dan notabene di bawah pengawasan keamanan yang tinggi di Tembok Barat di kaki plaza yang ditinggikan.
Perselisihan, seperti banyak di Tanah Suci, lebih dari sekedar perangkat keamanan, mengambil isu-isu kedaulatan, kebebasan beragama, pekerjaan dan nasionalisme Palestina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: